Senin, 25 Mei 2015

Bahan Ajar IBD Untuk Kalangan Sendiri

BAHAN AJAR.




ILMU
BUDAYA DASAR


OLEH

DRS MALUDIN PANJAITAN, SE. M.Si.


Dosen Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MEDAN
MEDAN JANUARI 2013


KALANGAN SENDIRI
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah yang begitu besar yang Tuhan berikan kepada penulis dalam mempersiapkan bahan ajar Ilmu Budaya Dasar untuk para mahasiswa yang dalam mengikuti Perkuliahan Mata Kuliah Umum Ilmu Budaya Dasar untuk semester Ganjil.

Materi Ilmu Budaya Dasar ini, sebagai pendidikan yang memiliki nilai kepribadian yang memberi pemahaman tentang hubungan Manusia dengan sesamanya dan lingkungannya serta manusia dengan kebiasaannya dan hasil dari sosialisasi antara sesama manusia dalam lingkungan hidupnya dan lingkungan sosialnya, serta hasil-hasilnya dalam proses kehidupanya yang menghasilkan apa yang disebut dengan Kebudayaan.

Bahan ajar Ilmu Budaya Dasar yang disampaikan ini di harapkan dapat menjadi pedoman materi perkuliahan bagi mahasiswa. Untuk mengembangkan kajian dan tuntutan perkembangan yang terus terjadi, diharapkan mahasiswa memperoleh bahan materi dari sumber lainnya.

Akhirnya semoga bahan ajar ini bermanfaat.


Medan, Januari 2013

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... 2

Pendahuluan....................................................................................................... 5
Pengantar................................................................................................. 6
Mata kuliah Pengembangan Kepribadian............................................... 6
Tujuan IBD............................................................................................. 7
Ruang Lingkup IBD................................................................................

Bab 1: Manusia...................................................................................................... 12
Siapakah Manusia Itu ?............................................................................. 12
Jenis Aliran................................................................................................ 13

Bab 2: Manusia dan Kebudayaan............................................................................ 15
Pengertian.................................................................................................... 15
Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya........................................................ 18
Pengembangan Nilai-Nilai Moral................................................................ 18
Langkah-Langkah Menjadi Manusia Berbudaya......................................... 18
Manusia Sebagai Makhluk Termulia............................................................ 19
Budaya Sebagai Sarana Kemajuan & Sebagai Ancaman Bagi Manusia...... 20

Bab 3: Manusia Dan Cinta Kasih............................................................................. 21
Pengertian Cinta Kasih................................................................................. 21
Cinta Menurut Ajaran Agama...................................................................... 22
Kasih Sayang................................................................................................ 23
Kemesraan.................................................................................................... 24
Pemujaan...................................................................................................... 26

Bab 4: Manusia Dan Keindahan..............................................................................
Pengertian Keindahan.................................................................................. 27
Pengertian Keindahan Menurut Luasnya..................................................... 27
Nilai Estetika................................................................................................ 28
Penggolongan Nilai...................................................................................... 29
Apa Sebab Manusia Menciptakan keindahan ?............................................ 29
Pemikiran Ilmiah dan Pemikiran Kefilsafatan............................................. 30
Keserasian.................................................................................................... 31

Bab 5: Manusia Dan Penderitaan............................................................................. 32
Penderitaan................................................................................................... 32
Sumber Penderitaan...................................................................................... 32
Sikap Terhadap Penderitaan......................................................................... 33

Bab 6: Manusia Dan Keadilan.................................................................................. 34
Keadilan Dambaan Setiap Manusia.............................................................. 34
Kejujuran....................................................................................................... 35

Bab 7: Manusia Dan Pandangan Hidup................................................................. 36
Pandangan Hidup....................................................................................... 36
Pandangan Hidup Terdiri Atas Cita-Cita, Kebajikan dan Sikap Hidup..... 36
Hubungan Sikap......................................................................................... 37

Bab 8: Manusia Dan Tanggung Jawab................................................................... 38
Pengertian Tanggung Jawab....................................................................... 38
Manusia Makhluk Yang Bertanggung Jawab............................................. 38
Pengabdian.................................................................................................. 38
Kesadaran.................................................................................................... 39
Pengorbanan................................................................................................ 39

Bab 9: Manusia Dan Kegelisahan............................................................................ 40
Gelisah.......................................................................................................... 40
Sebab-Sebab Orang Gelisah......................................................................... 40

Bab 10: Manusia Dan Harapan................................................................................ 42
Pengertian Harapan...................................................................................... 42
PENDAHULUAN

Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menjelaskan maksud, tujuan, dan ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar (IBD), dan dapat memperlihatkan sikap yang sesuai dengan yang diharapkan dan pokok bahasan ini.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Secara lisan dan tulisan pengertian dari Ilmu Budaya Dasar (IBD).
2. Tiga jenis kemampuan yang perlu dimiliki mahasiswa selama kuliah di Universitas Methodist Indonesia (UMI).
3. Maksud dan tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD) di Perguruan Tinggi.
4. Arti penting Ilmu Budaya Dasar (IBD) dalam pendidikan kepribadian mahasiswa.
5. Memberikan contoh tentang hubungan pengetahuan Ilmu Budaya Dasar (IBD) dengan matakuliah bidang studi lain yang ditempuhnya di Universitas Methodist Indonesia (UMI).
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), yang lazim diberikan melalui program Matakuliah Umum (MKU), bertujuan untuk memperluas wawasan Mahasiswa/I yang berhubungan langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari. Dengan harapan setelah selesai mengikuti perkuliahan ini, maupun setelah menjadi Sarjana di kemudian hari, memiliki sikap dan watak sebagai insan akademis dalam menghadapi tantangan hidup dan mampu menempatan posisi dalam perkembangan IPTEK serta peka terhadap masalah-masalah Sosial, Ekonomi, Politik yang timbul akibat IPTEK.

A. Pengantar
Empat jenis kemampuan yang perlu dimiliki oleh mahasiswa setelah tamat dari PT :
1. Kemampuan Personal
2. Kemampuan Akademik
3. Kemampuan Profesional
4. Kemampuan Pengabdian.

1. Kemampuan Personal/Kepribadian, (merupakan kemampuan kepribadian). Dengan kemampuan tersebut para ahli diharapkan memiliki bekal Pengetahun sehingga terlihat dari tingkah lakunya yang mencerminkan kepribadian yang luhur dan mampu mengimplementasikan semua ilmunya dalam menyikapi persoalan yang terjadi (peka terhadap berbagai masalah yang ada), Kemampaun Personal ini, diharapkan dapat diberikan melalui program Pendidikan umum /MKU.(matakuliah Pengembangan KepribadianMPK).

2. Kemampuan Akademik, merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, menguasai peralatan analisis, berpikir logis, kritis, sistematis, tidak emosional, serta memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi serta merumuskan setiap persoalan/masalah yang dihadapi (yang muncul). Dengan cara seperti itu seseorang yang berpendidikan tinggi dapat memberikan alternatif penyelesaian masalah. Kemampuan Akademik diperoleh melalui matakuliah keilmuan dan keterampilan (MKK).


3. Kemampuan Profesional, merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli bersangkutan. Dunia Pendidikan/pengetahuan memiliki spesialisasi yang perlu dimiliki secara profesional. Karena seseorang sarjana diharapkan memiliki kemampuan secara profesional. Kemampuan ini diperoleh melalui Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB) dan matakuliah Prilaku Berkarya (MPB)

4. Kemampuan Pengabdian, merupakan kemampuan untuk mengabdikan semua pengetahuannya dan keterampilannya kepada masyarakat. Kemampuan pengabdian ini diperoleh dari Matakuliah Pengembangan kepribadian(MPK), dan matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
Harapan, dengan berpendidikan tinggi seorang sarjana memiliki kemampuan dalam bidang ilmunya, memiliki kemampuan-kemampuan yang diperlukan oleh masyarakat (menjadi sarjana yang utuh, ahli dan mau mengabdi kepada masyarakat).



Sejak tahun 2005 MKU diubah menjadi matakuliah pengembangan kepribadian(MPK).
Matakuliah dasar keahlian ini masuk dalam MKU (Matakuliah Umum) yang termasuk diantaranya yakni:
- MK Agama
- Pancasila
- Kewarganegaraan
- Ilmu Alamia Dasar
- Ilmu Sosial Dasar
- Ilmu Budaya Dasar
Salah satu komponen dari MPK adalah Ilmu Budaya Dasar (IBD), bukanlah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, melainkan suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya (homo humanus) dan masalah-masalah yang terwujud dari padanya.
Masalah manusia tidak dapat dipisahkan darimasalah budaya/pengetahuan budaya yang juga disebut sebagai humaniora. Humaniora adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan membuat manusia menjadi lebih manusiawi (humaniora) dalam pengertian manusia lebih berbudaya.


A. Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
1. Pengembangan Kepribadian
MPK bertujuan : Untuk memperluas wawasan mahasiswa di bidang-bidang yang menyangkut peristiwa dan praksis kehidupan sehari-hari.
Setelah mengikuti MPK ini, diharapkan:
- Mahasiswa dapat membentuk sikap dan watak sebagai insan akademis dalam menghadapi tantangan hidup yang dihadapinya setiap hari.
- Mampu menempatkan posisi dirinya dalam perkembangan kebudayaan yang sedang berlangsung.
- Mampu menghadapi masalah-masalah moral dan susila baik yang secara sadar maupun tidak sadar akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
- Semakin peka terhadap masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik yang terjadi di negerinya.

2. Ilmu Budaya Dasar
Sebagai MK Pengembangan Kepribadian, MK IBD merupakan suatu usaha pendidikan yang memusatkan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
MK IBD sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Singkatnya, untuk mengembangkan kepekaan, pengetahuan dan pengertian mahasiswa berkenaan dengan lingkungan budayanya..
Setelah mempelajari MK IBD ini, mahasiswa diharapkan dapat memperlihatkan :
a. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi disekitar dan luar lingkungan nya, menelaah apa yang dikerjakan sendiri, mengapa, dan untuk apa.
b. Kesadarannya akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungannya nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
c. Sikap kritis dan terbuka terhadap nilai-nilai yang dianutnya, untuk memantapkan hati dan pikiran dalam menentukan apakah secara sendiri dia dapat membenarkan nilai-nilai tersebut.
d. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggungjawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.



B. Tujuan IBD
1. Agar mahasiswa lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan kebudayaan yang selalu berubah dari waktu-kewaktu, serta lebih bertanggungjawab terhadap pemecahan masalah tersebut baik bagi diri sendiri maupun sebagai sumbangsihnya terhadap masyarakat.
2. Menyadarkan mahasiswa akan nilai-nilai hidup dalam masyarakat, hormat-menghormati serta simpati terhadap nilai-nilai lain yang hidup dalam masyarakat.
3. Mengembangkan daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
4. Mendukung dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif dengan memanfaatkan hak-hak positif yang diterima dari arus perubahan.
5. Menambah kemampuan mahasiswa untuk menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terikat oleh disiplin mereka.
6. Tidak terjerumus kepada sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
7. Terjalin interrelasi antara cendikiawan yang berbedah keahlian agar lebih positif, komunikatif dalam semangat saling mengisi atau melengkapi yang kurang.
8. Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
9. Agar dapat memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma Pendidikan.

Agar tujuan tersebut dapat terjangkau , maka IBD diharapkan dapat:
a. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya sehingga mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru terutama untuk kepentingan profesi mereka.
b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
c. Mengusahakan agar para mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dengan keahlian dalam disiplin ilmu masing-masing, tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
d. Mengusahakan penjembatanan atau wahana komunikasi para akademis kita, agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.



C. Ruang lingkup kajian IBD
1. Masalah kemanusiaan dan budaya.
Masalah manusia yang universal/ beranekaragam
Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar sepanjang semester ini adalah :
Berkenalan dengan Ilmu Budaya Dasar ( Sebagai pengantar).
Manusia dan Cinta Kasih
Manusia dan Keindahan
Manusia dan Penderitaan
Manusia dan Keadilan.
Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Tanggung jawab
Manusia dan Kegelisahan
Manusia dan Harapan
Manusia dan Kematian dan Maut
Manusia dan Keyakinaan Pengabdian

Materi perkuliahan Ilmu Budaya dasar ini, semuanya berhubungan dengan manusia dan kehidupannya serta lingkungan dimana dia bertempat tinggal, apa dan bagaimana hidup dan kehidupan manusia sebagai makluk Pribadi, makhluk social dan makhluk yang paling mulia sebagai ciptaan Tuhan yang maha Esa.

Setelah mempelajari mata kuliah dasar umum pada Perguruan Tinggi khususnya Ilmu Budaya dasar ini mahasiswa/I diharapkan memiliki suatu kemampuan yang disebut kemampuan personal, yang menunjang pembentukan kepribadian dan kompetensi professional seorang yang merupakan persiapan dalam memasuki kehidupan masyarakat, agar memiliki wawasan, perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkaitan dengan lingkungan Budaya dapat diperhalus. Sehingga menjadi manusia yang tidak hanya mementingkan dirinya, tetapi juga memikirkan kehidupan sesama, yang tidak mengutamakan kehidupan jasmani saja juga rohaninya.
Dalam usaha manusia menemukan nilai-nilai yang diharapkan sesuai dengan statusnya sebagai makhluk budaya (Homohumanus).
Dengan akal dan budinya, memungkinkan munculnya cipta, karsa dan rasa pada diri setiap manusia. Karena akal dan budi muncullah cara dan pola hidup manusia dengan usaha untuk menguasai alam demi mewujudkan kehidupan yang dapat dinikmati sebagai rasa senang. Disisi lain hal ini dapat menimbulkan masalah bagi makhluk lain dan alam sekitarnya, tapi dalam hal ini manusia diharapkan dapat mengatasinya lebih manusiawi lagi.
KEBUDAYAAN.
Kata Kebudayaan berasal dari kata Budh dalam bahasa Sanskerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata Budhi (tunggal) atau Budhaya (majemuk) sehingga Kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada juga yang mengatakan bahwa Kebudayaan berasal dari kata Budi dan Daya. Budi adalah akal merupakan unsur rohani dalam Kebudayaan , sedangkan Daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga Kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Dalam bahasa Inggris, Kebudayaan adalah Culture, dalam bahasa Yunani Culere yang berarti mengerjakan tanah. Dengan mengerjakan tanah,manusia hidup sebagai penghasil makanan(food producing). Ini artinya manusiasudah berbudi daya mengerjakan tanah karena telah meninggalkan kehidupan yang hanya memungut hasil alam saja (food gathering).
Definisi Kebudayaan menurut parah tokoh:
1. Ki Hajar Dewantara.Kebudayaan berarti buah budi manusia, merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman.
2. Sutan Takdir Aliyahbana.Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir manusia.
3. Koentjaraningrat. Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
4. A.L Kroeber dan C. Kluckhohn. Kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
5. Malinowski. Kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan manusia, dan tiap tingkatan kebutuhan menghadirkan corak budaya yang khas.
6. C.A van Peursen. Kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap kelompok orang.
Menurut Dr.H. Th Fischer, dalam bukunya Pengantar Antropologi ada faktor yang mempengaruhi Kebudayaan yakni, Faktor Kitaran Geografis, faktor Induk Bangsa dan faktor saling kontak Antarbangsa.


Kebudayaan.
Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang didalamya terkandung ilmu pengetahuan yang lainya, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan manusia.
Kebudayaan /budaya adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Cipta : Kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.
Karsa : Kerinduan manusia untuk menginsyafi tentan hal “Sangkan paran”. Dari mana manusia sebelum lahir/=sangkan, dan kemana manusia sesudah mati/=paran. Hsilnya berupa norma-norma keagamaan/kepercayaan.
Rasa: Kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahan. (Muncullah kesenian).


Kebudayaan adalah segalah sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, hasilnya meliputi :
Kebudayaan material (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, mis : alat-alt perlengkapan manusia.
Kebudayaan non material(bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya religi, bahasa, ilmu pengetahuan.
Kebudayaan tidak diwariskan secara generatif(Biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat, jadi tanpa masyarakat manusia tidak akan dapat membentuk kebudayaan, sebaliknya tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia baik secara individu maupun masyarakat, dapat mempertahankan kehidupannya

Untuk mendalami Kebudayaan kita harus memahami masalah yang menyangkut kebudayaan misalnya, Unsur, Wujud dan sifat Kebudayaan.
UNSUR KEBUDAYAAN, dalam kamus bahasa Indonesia berarti bagian suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Unsur-unsur yang universal yang melahirkan kebudayaan universal (cultural Universal), seperti yang dikemukakan oleh C. Kluckhohn terdiri dari Sistem Religi dan upacara keagamaan, Sistem organisasi kemasyarakatan, Sistem Pengetahuan, Sistem mata pencarian hidup, Sistem teknologi dan peralatan, Bahasa serta Kesenia.
Unsur kebudayaan menurut Melville J. Herskovits yakni, alat-alat teknologi, Sistem ekonomi, Keluarga dan kekuasaan Politik.
Unsur kebudayaan menurut Bronislaw malinowski yakni Sistem norma, Organisasi ekonomi, Alat-alat ataulembaga ataupun petugas pendidikan, dan Organisasi kekuatan.
WUJUD KEBUDAYAAN. Ada dua wujud kebudayaan pertama, Kebudayaan bendaniah (material) dengan ciri dapat dilihat, diraba, dan dirasakan. Kedua Kebudayaan rohania (spiritual). Dengan ciri dapat dirasakan saja.
Wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat :
a. Sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
b. Sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c. Sebagai benda-benda hasil karya manusia.
SIFAT-SIFAT KEBUDAYAAN.
Secara umu sifat kebudayaan adalah Beraneka ragam, didapat dan diteruskan secara sosial dengan pelajaran, dijabarkan dengan komponen-komponen, mempunyai struktur, , mempunyai nilai, bersifat statis dan dinamis dan dapat dibagi dalam berbagai aspek
MANUSIA.
Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya.
Sebagian besar kelakuan manusia dikuasai oleh akalnya, sedangkan pada hewan oleh nalirihnya.
Sebagian besar kehidupan manusia dapat berlangsung dengan bantuan peralatan sebagai hasil kerja akalnya.
Sebagian besar kelakuan manusia di dapat dan dibiasakan melalui proses belajar, sedangkan pada hewan melalui proses nalurinya.
Manusia mempunyai bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Pengetahuan manusia itu bersifat akumulatif.
Manusia memiliki sistem pembagian kerja.
Masyarakat manusia sangat beraneka ragam.

Manusia sebagai makhluk berbudaya.
Makhluk yang senantiasa mendaya gunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan. Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi yang lajim disebut pikiran dan perasaan. Akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dihasilkan oleh makhluk lain, jadi kebudayaan pada hakikatnya tidak lain adalah segalah sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Seseorang disebut berbudaya apabila prilakunya dituntunoleh akal budinya sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Manusia sebagai makhluk pengembang nilai-nilai moral.
Berlimpahnya kemakmuran dan megahnya bagunan belum merupakan lambang kemajuan kebudayaan manusia dalam arti yang sebenarnya. Untuk mengukur tingginya budaya manusia atau sesuatu masyarakat harus pula dengan melihat kualitas kehidupan spiritual manusia atau masyarakat bersangkutan. Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan materi saja akan menimubulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Hidup mereka kurang sempurna, berat sebelah, dimensi kedalamanya akan hilang karena kebatinan mereka kosong, akibatnya tidak memperoleh suatu kebahagiaan yang diharapkan.. Akan hilang sifat kebersamaan dan tenggang rasa, karena segala tindakan manusia akan diperhitungkan seberapa besar tindakan itu menguntungkan dirinya, sehingga sifat egosentrisnya, akan muncul dimana-mana dan semboyan menghalalkan segala cara. Rasa kemanusiaan akan leyap, karena saingan hidup terjadi dengan tegar, sesama manusia bukan kawan lagi. Adagius homo socius akan hilang diganti dengan Adagius homo homoni lupus yang kuat dialah yang berkuasa

Manusia sebagai makhluk termulia.
Sebagai makhluk yang termulia dengan akal dan budinya manusia mengembangkan dirinya dengan mempertimbangkan baik buruk apa yang dilakukannya ,sebab ia memiliki suatu tuntunan tanggung jawab moral bukan saja kepada manusia tetapi terhadap Tuhan yang maha esa juga.

Manusia dan cinta Kasih
Cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental, cinta adalah paduan rasa simpati antara dua makhluk. Cinta dapat diibaratkan suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya. Cinta itu tidak lebih sekedar perasaan menyenangkan yang untuk mengalaminya orang harus terjun kedalamnya.

MANUSIA

Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan dan persamaan pendapat para tokoh tentang unsur-unsur utama dalam kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan unsur utama yang melekat pada makhluk yang disebut manusia.
2. Menjelaskan dan memberi contoh pandang manusia menurut pandangan pemikiran materialistis.
3. Menjelaskan dua unsur utama manusia menurut pandangan spritualisme dan menyebutkan nama tokoh-tokoh pemikirnya.
4. Menjelaskan perbedaan antara pemikir spiritualis dengan pemikiran dualis tentang dua unsur utama kepribadian manusia.
5. Menjelaskan perbedaan-perbedaan pendapat tokoh dualism dan tokoh-tokoh idealis Jerman tentang unsur utama kepribadian manusia.
6. Menjelaskan tentang unsur-unsur pokok jiwa manusia.


SIAPAKAH MANUSIA ITU ?
 Disebut binatang Mamalia yang berpikir(dgn berpikir dia berbudaya).
 Makhluk yang beriman
 Peka terhadap keindahan (animal aesteticum).
 Mewarisi perasaan tentang kebaikan, keadilan.
 Manusia sebagai kesatuan antara tubuh dan jiwa.
 Manusia sebagai kesatuan antara tubuh, jiwa dan roh.
 Siapakah manusia itu menurut pendapatmu.

Pemikiran Tentang Manusia
Secara umum ada beberapa aliran besar yang membahas tentang hakekat manusia yakni :
1. Aliran Materialisme
2. Aliran Idealisme
3. Aliran Teologis
4. Aliran Spiritualisme
5. Aliran Dualisme
6. Aliran Paralelisme
7. Aliran Empirisme
8. Aliran Realisme Klasik

1. Aliran Materialisme
Mengatakan bahwa materi/zat merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena proses material ini, manusia juga dianggap ditentukan oleh proses-proses material.
Manusia sebagai sekumpulan materi-materi yang kemudian mewu-jud sebagai tubuh/badan, sedangkan jiwa adalah bagaian dari tubuh.
Tokoh-tokoh aliran ini adalah, Lamettrie, Ludwig Feuwerbach, Karl Marx, Friedrich Engels, dan Charles Darwin.

2. Aliran Idealisme
Manusia lebih dipandang sebagai makhluk Kejiwaan/kerohanian. Jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Johan Gottlieb Fichte, menghakikati manusia sebagai kesatuan antara tubuh, jiwa dan roh (manusia adalah satu-satunya realitas yang ada)

3. Aliran Teologis
Manusia memiliki hubungan dengan Tuhan (inilah yang membedakannya dengan makhluk lain).

4. Aliran Spiritualisme
Paham yang mendasarkan pandangan kepada substansi yang tidak material/immaterial/dunia kejiwaan. Jiwalah hal yang paling penting, yang memerintahkan aktivitas tubuh. Jiwalah inti/ultimate yang merupakan agen immaterial dalam kehidupan manusia yang menyebabka kesadaran (termasuk kehendak) dan fungsi hidup seperti perkembangan perasaan, selera.
Tokoh-tokoh aliran Spiritualisme adalah:
- Plato, Jiwa bersifat rohani dan tidak dapat mati (hidup selamanya)
- Aristoteles, berpendapat manusia terdiri dari jiwa dan badan/tubuh, dua aspek dan suatu substansi yang saling berhubungan.
- George Berkeley , berpendapat tidak ada perbedaan antara tubuh dan jiwa manusia, yang ada adalah kesadaran (penyangkal adanya makna dunia materi diluar kesadaran manusia).

5. Aliran Dualisme
Manusia adalah kesebandingan antara tubuh dan jiwa. Tokoh-tokoh penganut paham aliran Dualisme adalah:
-Thomas Aquinas, berpendapat ada kesatuan yang erat, yang substansial antara tubuh dan jiwa.
- Rene Descartes, menghakikati jiwa sebagai substansi yang tunggal, yang tidak bersifat bendawi dan tidak dapat mati (sifat asasi dan jiwa adalah pemikir dan sifat asasi pemikir adalah kesadaran). Sedangkan sifat asasi tubuh adalah keluasan .

Aliran Paralelisme
Mensejajarkan kedudukan tubuh dan jiwa.(paralel). Baruch Spinoza berpendapat manusia adalah suatu cara berada(modus) Allah (Tuhan).”Tubuh dan jiwa bukan dua kenyataan yang berbeda, melainkan dua aspek dari suatu kenyataan yang fundamental.
Gottlieb Wilhelm Leibniz, berpendapat bahwa tubuh dan jiwa merupakan kesatuan yang disebabkan adanya kerjasama antara keduanya berdasarkan keselarasan yang telah disinkronisasikan dengan sempurna dan yang telah ditentukan Allah,

6. Aliran Empirisme
Paham yang memusatkan perhatian kepada pengalaman. Tokoh-tokoh Aliran Empirisme:
- John Locke, berpendapat manusia bukan dalam dikotomi tubuh material dan jiwa tetapi dari masalah cara dan proses pengamatannya.
- Jean Jacques Rousseau, berpendapat manusia pada hakekatnya merupakan suatu makhluk yang bebas dan otonom yang menjadi dasar perasaan moral sehingga manusia merasa wajib menjalankan suatu kewajiban yang lebih baik.
- Immanuel Kant, menyoroti tentang manusia dari sejarahnya, yakni manusia berasal dari binatang yang berkembang terus.


Tubuh Manusia
Manusia adalah mahluk yang berbadan/tubuh. Tubuh sebagai bentuk dan aspek jasmani manusia. Tubuh hanya hidup atas kekuatan jiwa. Tubuh menyangkut kenistaan dan keagungan. Tubuh memiliki kesatuan. Tubuh merupakan pengejawantahan rohani kita . ubuh merupakan cerminan dan pribadi manusia.


MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Standar Kompetensi
Mahasiswa diharapkan menjelaskan dengan kebudayaan dan sebaliknya hubungan kebudayaan dengan perkembangan manusia.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Pengertian kebudayaan dalam arti umum, menurut aliran ideasional dan aliran Behaviorisme.
2. Tiga wujud kebudayaan dan memberi contoh masing-masing wujud.
3. Beberapa cara pandang terhadap kebudayaan.
4. Hubungan manusia dengan kebudayaan.
5. Proses-proses Kebudayaan.


Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda), culture (bahasa Inggris), Colere (bahasa latin), yang berarti mengelolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan , terutama mengolah tanah atau bertani, yang berkembang artinya culture sebagai :” segala daya dan aktivitet manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Bahasa Indonesia Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “ buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Pendapat lain “Budaya” adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan Kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.
• A.L Kroeber dan C. Kluchohn dalam kitab bernama “ Culture A Critical Review of Concept and Devinitions” tahun 1952, membuat 160 macam definisi tentang kebudayaan.
• E.B Tylor ( ahli antropologi) dalam bukunya yang berjudul “ Primitive Culture, menyebutkan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
• R. Linton dalam bukunya “ The Cultural background of personality, menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
• C. Klukhohn dan H. W Kelly , merumuskan bahwa kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dengan para ahli antropologi, sejarah, hukum, psychologi yang implisit, explisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
• Melville J. Herskovits (ahli antropologi AS), mengatakan kebudayaan adalah “ Man made part of the environment”(bagian dari lingkungan buatan manusia).
• Dawson dalam bukunya “ Age of the Gods”, mengatakan bahwa kebudayaan adalah cara hidup bersama (culture is common way of life).
• J.P.H Dryvendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beranekaragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
• J.P.H Dryvendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
• Ralph Linton (antropolog Amerika) mendefenisikan Kebudayaan adalah sifat sosial manusia yang temurun (Man’s social heredity’).
• Prof. Dr Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatakelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
• Sultan Takdir Alisyahbana mengatakan kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
• Drs. Moh. Hatta mengatakan kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
• Mangunsarkono, mengatakan kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya
• Drs Sidi Gazalba, mengatakan kebudayaan adalah cara berpikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
Dari defenisi tersebut kita dapat melihat adanya perbedaan pendapat namun semuanya berprinsip sama yakni mengakui adanya ciptaan manusia, meliputi prilaku dan hasil kelakuan manusia, yang diatur oleh tatakelakuan yang diperoleh dengan belajar yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Akhirnya kesimpulan yang kita dapat adalah bahwa kebudayaan itu hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Jadi segalah sesuatu yang diciptakan manusia baik yang kongkrit maupun yang abstrak itulah kebudayaan.

Prof. M.M Djojodiguno dalam bukunya “ Asas-asas Sosiologi (1958), mengatakan kebudayaan/budaya adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa.
Cipta : Kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamanya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa ilmu pengetahuan.
Karsa : Kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang hal “ sangkan paran”. Dari mana manusia sebelum lahir(= sangkan), dan kemana manusia sesudah mati(=paran). Hasilnya berupa norma-norma keagamaan/kepercayaan. Timbullah bermacam-macam agama, karena kesimpulan manusiapun bermacam-macam pula.
Rasa : Kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahan. Manusia merindukan keindahan dan menolak keburukan/kejelekan. Buah perkembangan rasa ini terjelma dalam bentuk berbagai norma keindahan yang kemudian menghasilkan macam kesenian.

1. Bahwa Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih jelas dapat dirinci sebagai berikut:
• a. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, karena itu meliputi: Kebudayaan materia, (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, mis: alat-alat perlengkapan hidup.
• b. Kebudayaan non material (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, Mis religi, bahasa, ilmu pengetahuan
2. Bahwa kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3. Bahwa kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat akan sukarlah bagi manusia untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia baik secara individual maupun masyarakat, dapat mempertahankan kehidupannya.
4. Jadi kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia. Dan hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena yang tidak perlu dibiasakan dengan cara belajar, Mis, tindakan atas dasar naluri(instink), gerak reflek.

Sehubungan dengan hal diatas kita perlu mengetahui perbedaan tingkah laku manusia dengan makluk lainnya, khususnya hewan.
7 pokok perbedaan tingkah laku manusia dengan hewan:
• Sebagian besar kelakuan manusia dikuasai oleh akalnya sedangkan pada hewan oleh nalurinya. (dengan akalnya manusia menguasai alam/free mastery of nature sehingga bisa hidup dimanapun, sedangkan hewan hanya pada tempat tertentu saja.
• Sebagian besar kehidupan manusia dapat berlangsung dengan bantuan peralatan sebagai hasil kerja akalnya.
• Sebagian besar kelakuan manusia didapat dan dibiasakan melalui proses belajar, sedangkan pada hewan melalui proses nalurinya.
• Manusia mempunyai, bahasa, baik lisan (lambang vokal) maupun tertulis.
• Pengetahuan manusia itu bersifat akumulatif (terus bertambah).
• Sistem pembagian kerja dalam masyarakat manusia jauh lebih kompleks daripada masyarakat hewan.
• Masyarakat manusia sangat beraneka ragam, sedangkan pada hewan tetap saja.


Manusia sebagai makhluk berbudaya
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran dan perasaan. Akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapan pun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain, jadi kebudayaan hakikatnya tidak lain adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.
Maka yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan Seseorang itu disebut berbudaya apabila prilakunya dituntun oleh akal budinya sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan.


Manusia Sebagai Makhluk Pengemban Nilai-Nilai Moral
Berlimpahnya kemakmuran dan megahnya bagunan belum merupakan lambang kemajuan kebudayaan manusia dalam arti yang sebenarnya. Untuk mengukur ketinggian budaya manusia atau sesuatu masyarakat harus pula dengan melihat kualitas kehidupan spiritual manusia atau masyarakat bersangkutan.
Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan materi saja akan menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Hidup mereka kurang sempurna, berat sebelah, dimensi kedalamannya akan hilang, karena batin mereka kosong, akibatnya tidak akan memperoleh ketentraman, ketertiban hidup, melainkan justru dapat lebih rusak karenanya.


Langka-Langka Menjadi Manusia Yang Berbudaya
Manusia yang sadar akan perannya sebagai pengemban nilai-nilai moral, ialah manusia yang selalu berusaha memperhatikan dengan sungguh-sungguh penerangan akal dan budi dan berusaha menaatinya.
Harus melatih diri mengekang/mengendalikan hawa nafsu dan berusaha membatasi keinginan dalam segalah segi. Tidak akan silau kepada keadaan yang ada diatas kita dan mau melihat yang ada dibawah.
Harus ditumbuhkan kesadaran bahwa selalu menuruti kemauan tanpa ingat akan batas-batasnya, akan menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi orang lain maupun diri sendiri (akan menimbulkan hal-hal yang tidak sesuai dengan tuntutan moral).
Seseorang belum dikatakan bermoral apabila dia melihat perbuatan jahat tidak berusaha membrantasnya, hanya dengan alasan amal perbuatan/kejahatan itu tidak merugikan dirinya.
Setiap orang harus merasa terpanggil untuk mengadakan reaksi, kapan dan dimana saja jika melihat perbuatan yang menginjak-injak nilai-nilai moral tersebut.


Manusia Sebagai Makhluk Termulia
Semua unsur alam, termasuk makhluk – makhluk lain, dapat dikuasai manusia dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.
• Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya dari kepunahan.
• Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada dialam ini tidak saling meniadakan.
• Manusia mampu mengubah apa yang ada dialam ini yang secara alamiah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat, baik bagi keperluan hidup manusia sendiri, maupun kehidupan pada umumnya.
• Manusia memiliki kreativitas oleh karenanya mampu menciptakan benda-benda yang diperlukan dengan bentuk dan model menurut keinginannya.
• Manusia memiliki rasa indah dan karenanya mampu menciptakan benda-benda seni yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya.
• Manusia memiliki alat untuk berkomunikasi dengan sesamanya yang disebut bahasa, yang memungkinkan mereka dapat saling bertukar informasi demi kesempurnaan hidup bersama.
• Manusia memiliki sarana pengaturan kehidupan bersama yang disebut sopan santun/tata susila, yang memungkinkan terciptanya suasana kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai
• Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan makin sempurna.
• Manusia memiliki pegangan hidup antara sesama demi kesejahteraan hidupnya di dunia selain itu juga mengatur “pergaulannya” dengan sang pencipta demi kebahagiaan hidupnya di akhirat nanti.

Budaya Sebagai Sarana Kemajuan & Sebagai Ancaman Bagi Manusia
Budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri, budaya yang dimaksud umpanya teknik, peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang makin gundul, kediktatoran akal dan budi yang tamak.
Mengembangkan budaya tanpa pakai etika pasti membawa kehancuran, sebab itu kita harus memperjuangkan unsur etika dalam mendasari budaya.


MANUSIA DAN CINTA KASIH
Standar Kompetensi
Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan bersikap dan berprilaku berdasarkan rasa cinta kasih, serta meninggalkan sikap dan prilaku yang tidak didasarkan cinta kasih, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Perbedaan cinta kasih Eros, Philia, Storage dan Agape.
2. Perbedaan cinta kasih lain dan cintah kasih manusia.
3. Unsur apa saja yang dituntut dalam mewujudkan cinta kasih sayang di dalam satu keluarga.
4. Mungkin tidaknya seorang pria mencintai dua wanita pada waktu yang sama, atau sebaliknya seorang wanita mencintai dua pria pada waktu yang sama dengan argumentasi yang didukung sumber bacaan.
5. Jawaban tentang cara-cara yang akan ditempuhnya jika kasih sayang terenggut darinya.

A. PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka kepada ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya, cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih mengara kepada aksi/perbuatan; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangannya.
Cinta memiliki tiga unsur yaitu:
Keterkaitan
Keintiman
Kemesraan.

Yang dimaksud dengan Keterkaitan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati.
Unsur yang kedua adalah Keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya.
Unsur yang ketiga adalah Kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang rnengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.

B. CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya dan Tuhannya.

Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemegshsn hidup.

Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain.

Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting. yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju.

Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam ibadah, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah

Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.

C. KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang
telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua, pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagal hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morffinis, keberandalan remaja, frustrasi dan sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.

D. KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dan cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain.”

Yose Ortage Y Gasset dalarn novelnya “On love” mengatakan “di kedalaman sanubarinya seorang pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya.”
Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah kehilangan pribadinya dalam aliran energi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.

Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dan cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Rendra dalam puisinya “Episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta merasuk ke dalam jiwa dua sejoli muda-mudi yang sedang menjalin cinta.

Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya
pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran
tiba-tiba ia bertanya
“mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka ?“
aku hanya tertawa
lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku
sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.

Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari-jemari mereka yang bergetar. Tiap manusia pernah bercinta, hanya saja tidak setiap manusia dapat melahirkan rasa cinta dalam bentuk seni.

E. PEMUJAAN

Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dan kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Apa sebab itu terjadi adalah karena Tuhan menciptakan alam semesta. Seperti dalam surat A1-Furqon ayat 59 - 60 yang menyatakan, “Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara keduanya dalam enam rangkaian masa, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang maha pengasih. Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja- Nya. Dalam surat Al-Mu‘minum ayat 98 dinyatakan, “Dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di dekatku.

Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, Karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.
Kalau manusia cinta kepada Tuhan, karena Tuhan sungguh maha pengasih lagi maha penyayang. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk sholat.
Dalam surat An-Nur ayat 41 antara lain menyatakan, “apakah engkau tidak tahu bahwasanya Allah itu dipuja oleh segala yang ada di bumi dan di langit...”

Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Sholat di rumah, di mesjid, sembahyang di pura, di candi, di gereja bahkan di tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya, dan lain-lain.

Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa yang kita inginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan permintaan umat-Nya, maka wajarlah cinta manusia kepada Tuhan adalah cinta mutlak. Cinta yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Alangkah besar dosa kita, apabila kita tidak mencintai-Nya, meskipun hanya sekejap.

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Keindahan menurut beberapa ahli dan menjelaskan pengertian seni serta jenis-jenis.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu Menjelaskan :
1. Pengertian Keindahan, menurut para tokoh.
2. Ragam Keindahan dan member contohnya masing-masing.
3. Beberapa teori humor dan contohnya masing-masing.
4. Pengertian seni dan tokoh pemikirnya.
5. Beberapa jenis seni dan member contoh salah satu hasil karya seni.

Kebudayaan dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah kebutuhan pokok telah terpenuhi/dapat dipenuhi, maka manusia membuat kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa indah (seni ; rasa indah).


Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata Indah, artinya bagus, permai, canti, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segalah hasil seni, Pemandangan alam, Manusia, Rumah, Suara, warna dan sebagainya.
Keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan adalah identik dengan kebenaran, jadi Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan, keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, yang mempunyai daya tarik.
Keindahan juga bersifat Universal, artinya tidak terikat oleh selerah perorangan, waktu dan tempat, selera mode kedaerahan atau lokal.
Menurut The Liang Gie, dalam bahasa Inggris “Beautiful”, dalam bahasa Prancis “Beau”, dalam bahasa Italia dan Spanyol “bello”, dalam bahasa Latin “bellum” dgn akar kata “bonum”- “bonellum”- “bellum” yang berarti Kebaikan.
Menurut cakupannya orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah bentuk tertentu yang indah.


Pengertian Keindahan Menurut Luasnya
• Tha Liang Gie, menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan.
• Plato, menyebutkan watak yang indah dan hukum yang indah
• Aristoteles, merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
• Plotinus mengatakan tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.
• Orang Yunani, buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah, keindahan dalam arti estetik yang disebut “Symmetria”. Untuk keindahan berdasarkan penglihatan mis; seni pahat&arsitektur, harmoni untuk keindahan berdasarkan pendengaran/musik.
Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi Keindahan seni, alam,moral dan intelektual


Nilai Estetik
Nilai estetik adalah nilai yang berhubungan dgn segalah sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan.Nilai adalah semata-mata realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada kehendaknya sendiri.

Penggolongan Nilai
• Nilai Ekstrinsik, adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya.(nilai yang bersifat sebagai alat/membantu).
• Nilai Intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, /sebagai suatu tujuan/demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh, Puisi, bentuk puisi yg terdiri dari bahasa,diksi, baris,sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui(alat benda) puisi itu disebut nilai Intrinsik.
Tari, tarian yang halus dan kasar dgn berbagai jenis pakaian dan goyangnya, merupakan nilai Ekstrinsik, sedangkan pesan yang disampaikan tarian tersebut merupakan nilai Intrinsik.


Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan, itu berarti keindahan itu ciptaan Tuhan, alamiah itu berarti wajar, tidak berlebihan, tidak pula kurang.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Keindahan adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.(kesatuan, keseimbangan ,kebalikan). Keindahan suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diatara benda itu dgn sipengamat.
Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita.
Filsuf lain menghubungkan pengerian keindahan dgn ide kesenangan.
Thomas Aquinos, mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat. Karena banyaknya jawaban tentang pertanyaan “apakah itu keindahan” dlm estetika modern orang lebih suka berbicara tentang seni dan pengalaman estetika karena ini bukan pengalaman abstrak melainkan gejala kongkrit yang dapat ditelaah dgn pengamatan secara empirik , penguraian dan sistematik.
Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy). Keindahan adalah seseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dgn keseluruhan itu sendiri.
Yang indah hanyalah yg baik, Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winchelmann).
Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis, karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dgn kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury).
Keindahan adalah sesutu yang dapat mendatangkan rasa senang(Hume)
Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah dalam waktu sesingkatnya memberikan pengalaman yang menyenangkan(Hemsterhuis).

Renungan, kata dasarnya renung, merenung artinya dgn diam-diam memikirkan sesuatu dgn dalam-dalam.(renungan adalah hasil merenung).
Setiap kegiatan merenung/mengevaluasi setiap apa yang sdh kita lakukan.
Penalaran adalah proses berpikir yang logik dan analitik.
Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung.


Pemikiran Ilmiah dan Pemikiran Kefilsafatan
Pemikiran ilmiah(keimuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik. Pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dgn karakter keilmuan.

3 Ciri pemikiran kefilsafatan:
- Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu.(ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lain, hubungan ilmu dgn moral seni dan tujuan hidup)
- Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental(ke luar gejala) sehingga dpt dijadikan dasar berpijak bagi segenap bidang keilmuan.
- Spekulatif, arinya hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya.

Metafisika adalah cabang filsafat yang paling umum, mendasar dan kritik spekulatif. Renungan yang berhubungan dgn keindahan, setiap hasil seni lahir dari hasil renungan, tanpa direnungkan hasil seni tidak mencapai keindahan.
Renungan/pemikiran yg berhubungan dgn keindahan didasarkan atas 3 macam teori yakni teori pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis.
• Teori Pengungkapan dikatakan oleh Benedetto Croce, megatakan bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan.
• Teori Metafisika, Plato mendalikan adanya dunia ide pada taraf yg tertinggi, sebagai realita Ilahi itu.
• Freidrick Schiller mengatakan bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse).

Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi, dengan kata dasar rasi artinya cocok, sesuai atau kena benar. Keserasia antara warna dengan kulit, keserasian bentuk dan potongan tubuh tempat memakainya, tepat untuk melakukannya. Keserasian identik dengan keindahan.

MANUSIA DAN PENDERITAAN

Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan upaya-upaya yang ditempuhnya dalam mengatasi penderitaan yang mungkin dihadapinya sesuai dengan yang didiskusikan dalam teks bahan kuliah.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu Menjelaskan :
1. Pengertian penderitaan dan contoh.
2. Cara-cara mengatasi penderitaan.
3. Alasan tidak baiknya sisksaan yang diberikan manusia terhadap manusia lainnya.
4. Memberi contoh tentang hubungan penderitaan dengan kehidupan manusia.

Penderitaan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, derita artinya menanggung(merasakan) sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan demikian, penderitaan merupakan lawan kata dari kesenangan ataupun kegembiraan.
Penderitaan kata dasarnya Derita. Kata derita berasal dari kata sansekerta, dhra artinya menahan/menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Menderitaan, dapat lahir atau batin.
Yang termasuk penderitaan itu ialah, keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dsb. Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun.
Orang bekerja membanting tulang siang malam demi keluarganya supaya tidak mengalami kekuarangan dan kelaparan. Orang cepat-cepat pergi ke Dokter bila merasa sakit.

Sumber Penderitaan
Penderitaan yang dialami oleh manusia berasal dari dua faktor yakni dari dalam diri manusia itu sendiri dan dari luar dirinya(faktor internal dan faktor Eksternal). Faktor eksternal dibedakan atasdua yakni eksternal murni dan tak murni.
Eksternal murni adalah penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yg bersangkutan (mis wabah bencana alam). Eksternal tidak murni, penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan, mis, Penyakit.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa, dan karsa.
Karsa adalah sumber yg menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta, adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa.(Karsa dan rasa selalu ingin dipuaskan/dipenuhi, baru manusia merasa senang/bahagia).
Jadi karsa dan rasa merupakan sumber penderitaan bagi manusia. Dalam diri manusia ada dua yang membuat manusia yakni rasa kurang, dan rasa takut.
Rasa kurang, Kurang pandai, kurang kaya, kurang beruntung, kurang tinggi pangkatnya, dan sebagainya. Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut. (Takut lapar, takut gagal, takut sakit, takut mati).
Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu, sebab kedua rasa ini merupakan penyakit batin manusia, maka upaya terbaik adalah menyembuhkan batin itu sendiri.
Penderitaan adalah realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada yang ringan (tergantung kepada manusia yang menyikapinya).
Penderitaan dapat sebagai langka awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan dapat sebagai langka awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

Sikap Terhadap Penderitaan
Menolak penderitaan dengan cara berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya, bila perlu menghilangkanya.

MANUSIA DAN KEADILAN

Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan efek buruk dari perlakuan yang tidak adil serta memberikan contoh-contoh perlakuan tersebut.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu Menjelaskan :
1. Pengertian Keadilan berdasarkan rumusan dari pemikiran beberapa tokoh.
2. Beberapa contoh konsep Keadilan yang diterapkan sepanjang masa.
3. Hubungan Keadilan dengan Hukum.
4. Hak-hak dasar yang melekat pada manusia.
5. Syarat-syarat timbulnya Keadilan dalam masyarakat.

KEADILAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak ataupun tidak sewenang-wenang, sehingga keadilan mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang.
Dalam sejarah kehidupan manusia, sebelum adanya hukum, maka yang berlaku adalah hukum rimbah, siapa yang kuat dialah yang menang. Tetapi manusia kian hari kian menjadi manusia yang manusiawi, maka manusia membuat hukum positif yang berguna dalam kehidupannya, sehingga lahirlah hukum atau aturan yang berlaku untuk setiap orang.

Keadilan Dambaan Setiap Manusia
Ada pribahasa “Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah”, ini bukti bahwa keadilan bukan hanya didambakan, namun juga di agungkan. Keadilan menentukan harkat dan martabat manusia, sebab masalah keadilan selalu berhubungan dengan masalah hak. Masing-masing orang tentu akan berbeda cara memandang keadilan , sebab setiap orang tentu dipengaruhi oleh kepentingan masing-masing.

Keadilan menurut Socrates, keadilan, apabila pemerintah dgn rakyatnya terdapat saling pengertian yang baik. Keadilan tercipta bila setiap warga sudah dapat merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Keadilan sosial menurut Bung Hatta, langka yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur ( dalam bidang ekonomi yakni mencapai kemakmuran yang merata).
Keadilan menurut Kong Fu Tse, bila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya, itulah keadilan.
Keadilan sosial menurut Selo Soemardjan, adalah suatu keadaan didalam masyarakat yang dibenarkan oleh masyarakat yang bersangkutan,atau suatu keadaan yang sesuai dengan sistem nilai-nilai sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.
Keadilan menurut Pandangan Komunis, yang disebut adil, ialah apabila masing-masing orang mendapat bagian yang sama, “sama rata sama rasa”. Ukuran keadilan ditentukan oleh soal hak dan kewajiban/tanggung jawab. Hak adalah sesuatu yg menjadi milik atau harus diterima seseorang setelah orang bersangkutan melaksanakan kewajiban yang menjadi tugasnya. Kewajiban/tugas ialah pekerjaan yangg harus dilaksanakan oleh seseorang sesuai dgn profesi atau jabatannya.
Keadilan menurut Kamus Umum Bhs Indonesia, kata adil, dengan tidak berat sebelah atau tidak memihak. Keadilan adalah keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Berbuat adil berarti menghargai atau menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Berbuat tidak adil berarti menginjak-injak harkat dan martabat manusia, sebab dengan berbuat demikian berarti menganggap manusia lain lebih rendah atau lebih tinggi dari pada yang lain, padahal hakikatnya manusa itu sama.
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak, dan menjalankan kewajiban.

Kejujuran
Kejujuran menurut kamus umum bahasa Indonesia, berarti kelurusan hati atau ketulusan hati. Seseorang dikatakan jujur apabila ia memiliki kelurusan atau ketulusan hati.
Jujur/kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Jujur berarti pula menepati janji atau menetapi kesanggupan.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Standar Kompetensi
Mahasiswa Mampu Menjelaskan pengertian pandangan hidup dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya mahasiswa sebagai manusia Indonesia.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu Menjelaskan :
1. Isi Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia.
2. Pengertian Pandangan hidup umum, positif, negative.
3. Dan menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pangangan hidup.
4. Pendapat Huijber tetang pandangan hidup negative.
5. Ciri-ciri sikap yang diperlihatkan oleh orang yang berpandangan hidup positip.

Pandangan Hidup
Akal dan budi, yg dimiliki oleh manusia, merupakan ciri khas dan yg mendorong manusia lebih unggul dari makhluk lain. Salah satu keunggulan yg dimiliki oleh manusia ialah “ memiliki pandangan hidup”.
Yang dimaksud dengan pandangan hidup adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atau bagaimana manusia memiliki konsepsi tentang kehidupan.

Pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia(sayangnya tdk semua manusia memahaminya). Pandangan hidup merupakan hal yg penting bagi manusia dlm kehidupanya sekarang dan yang akan datang (dunia akhirat). Oleh sebab itu memilih pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal, bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup, tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Akal dan budi yang dimiliki oleh manusia menjadikan manusia sebagai makhluk yang termulia dari makhluk lainnya.
Salah satu keunggulan manusia ialah memiliki pandangan hidup, disatu sisi manusia menyadari kelemahannya, disisi lain manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks. Dikelemahannya manusia mencari kekuatan diluar dirinya, dgn harapan mendapat perlindungan dari kemungkinan ancaman yang datang baik fisik maupun non fisik (seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan).
Manusia sadar bahwa setelah kehidupan sekarang ini akan ada kehidupan lagi, oleh karena itu ia berusaha untuk mencari sesuatu yang dapat menuntunnya ke arah kebaikan dan menjauhkan diri deri keburukan. Akhirnya manusia menemukan apa yg disebut sesuatu kekuatan diluar dirinya, yakni agama dan Tuhan.

Pandangan Hidup Terdiri Atas Cita-Cita , Kebajikan Dan Sikap Hidup
Cita-cita itu, perasaan hati yg merupakan sesuatu keinginan yang ada dalam hati. Kebajikan atau kebaikan/atau perbuatan yg mendatangkan kebaikan pd hakikatnya sama dgn perbuatan moral, perbuatan yg sesuai dgn norma-norma agama /etika. Kebajikan itu adalah perbuatan yg selaras dgn suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan.

Sikap Hidup ialah keadaan hati dlm menghadapi hidup ini. Dalam menghadapi kehidupan, yg berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi kelompok lain, ada beberapa sikap etis dan sikap non etis.
Sikap etis ini disebut juga sikap positif, sedangkan sikap non etis disebut sikap negatif.
Ada tujuh sikat etis, yakni, sikap lincah, sikap tenang, sikap halus, sikap berani, sikap arif sikap rendah hati, dan sikap bangga.
Sikap non etis, atau sikap negatif ialah, sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh, dan sikap rendah diri. Sikap manusia berhubungan erat dgn, dorongan, motivasi, sikap dan nilai-nilai.

Hubungan Sikap
Yang dimaksud dgn dorongan adalah keadaan organisme, yang menginisiasikan kecenderungan kearah aktivitas umum. Motivasi adalah kesiapan yg ditujukan pd sasaran dan dipelajari untuk tingkah laku bermotivasi.
Sikap adalah kesiapan secara umum untuk suatu tingka laku bermotivasi. Nilai-nilai adalah sasaran atau tujuan yg bernilai terhadap makna berbagai pola sikap dapat diorganisir.

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Standar Kompetensi
Mahasiswa Mampu Menjelaskan alasan mengapa seseorang harus bertanggungjawab dan memberikan pengabdiannya kepada masyarakat di sekitarnya.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa Mampu menjelaskan:
1. Tanggungjawab sebagai mahasiswa baik kepada orang tua, keluarga maupun kepada masyarakat serta kepada Tuhan.
2. Hal-hal pokok yang mengharuskan dirinya melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang membutuhkannya.
3. Hubungan tanggungjawab, Kesadaran dan Pengorbanan.
4. Memberikan contoh verbal tentang seseorang yang bertanggungjawab dan yang tidak sebagai anggota kelompok suatu lingkungan.
5. Memberikan contoh pelaksanaan Pengabdian kepada Negara.

Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah keadaan wajib menanggung segalah sesuatu. Bertanggung jawab menurut kamus tersebut adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segalah akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkat laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Manusia Makluk yang Bertanggung Jawab
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yg bertanggung jawab, disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
Macam Tanggung Jawab
• Tanggung jawab terhadap keluarga.
• Tanggung jawab kepada masyarakat.
• Tanggung jawab kepada bangsa/negara.
• Tanggung jawab kepada Tuhan.

Pengabdian
Pengabdian berasal dari kata abdi, yang berati hamba atau bawahan. Oleh karena itu pengabdian diartikan sebagai perihal mengabdi atau memperhambah diri. Dalam pengabdian dituntut adanya kesetiaan atau loyalitas kepada atasannya.
Pengabdian adalah, perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Macam Pengabdian
• Pengabdian kepada keluarga.
• Pengabdian kepada masyarakat.
• Pengabdian kepada Tuhan.
Kesadaran
Kesadaran berasal dari kata sadar, yang berarti tahu dan ingat.
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu atau ingat (kepada keadaan yg sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali dari pingsannya, siuman, bangun dari tidurnya, ingat, tahu dan mengerti, misalnya rakyat telah sadar akan politik. Kesadaran adalah hati yg telah terbuka atau pikiran yg telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.

Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban, berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian , pengorbanan yang bersifat kebaktian harus mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung rasa pamrih. artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dgn sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran.
Macam Pengorbanan
• Pengorbanan kepada keluarga.
• Pengorbanan kepada masyarakat.
• Pengorbanan kepada bangsa dan negara.
• Pengorbanan karena kebenaran.
• Pengorbanan kepada agama

Sebagai makhluk sosial manusia dibebani tanggung jawab sosial. Setiap anggota masyarakat dituntut tanggung jawab , demi tegaknya peraturan.

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana Ia menghindari kegelisahan berdasarkan pemahaman pada materi yang dipelajari pada pokok bahasan ini.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa Mampu Menjelaskan :
1. Pandangan Sigmund Freud tentang Kecemasan.
2. Mampu memberikan contoh tentang Kecemasan Objektip, Kecemasan Neorotik dan kecemasan Moral.
3. Memberikan 3 penyebab keterasingan seseorang beserta contohnya.
4. Mampu menjelaskan penyebab ketidakpastian dalam praktek hidup sehari-hari.
5. Menjelaskan penyebab Obsesi, Phobia, Kompulsi, Halusinasi, dan contohnya.

Kegelisahan.
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar dan cemas. Kegelisahan merupakan keadaan seseorang yang tidak tenang/tentram hati maupun perbuatannya.
Gelisah tergolong penyakit batin. Gelisah merupakan siksaan bagi yang mengalaminya (duduk tak tenang, makanpun tak enak, tidur tak lelap) kata-kata yang sulit dilukiskan. Gelisah artinya rasa tidak tenteram dihati, atau merasa selalu khwatir, tidak dapat tenang, tidak sabar lagi, cemas dsb. Rasa gelisa itu berhubungan dengan keimanan seseorang.

Gejala=gejala orang gelisa.
a. Seeorang yang tidak tenang pikirannya karena ada masalah yang belum terselesaikan.
b. Seseorang yang selalu merasa khawatir, kalau-kalau yang diharapkan tidak tercapai.
c. Seseorang yang tidak percaya diri/merasa cemas.
Kegelisahan dalam kehidupan sehari-hari berhubungan dengan frustasi, artinya seseorang dapat frustasi karena keinginanya tidak tercapai. Menurut Sigmund Freud ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yakni Kenyataan, Neurotik dan Moril.

Gelisah/cemas menurut Sigmund Freud, kecemasan Obyektif, kegelisaan ini mirip dgn kegelisaan terapan, seperti anak yg belum pulang, orang tua yang sedang sakit keras dsb. Kecemasan neurotik (saraf), hal ini timbul akibat penamatan tentang bahaya dari naluri. Contoh dlm penyesuaian diri dgn lingkungan , rasa takut yg irasional semacam fobia, rasa gugup dsb. Kecemasan moral, hal ini muncul dari emosidiri sendiri seperti perasaan iri, dengki, dendam, hasud, marah, rendah diri dsb.

Nasihat untuk menghindarkan stres akibat Kegelisaan.
1.Hilangkan akar pahit, isi hati yang mengganggu pikiran.
2.Kalau merasa tegang karena sesuatu pekerjaan berhentilah sejenak.
3.Perbanyak memiliki sifat mengalah dan sabar.
4.Miliki sifat peduli terhadap sesama dan lingkungan.
5.Akuilah bahwa saya ini tidak sempurna.


Karena pada hakikatnya orang takut kehilangan hak-haknya (hal akibat dari suatu ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam). Perasaan bersalah ( satu malu), watak dan karakter pemimpin, dan keterasingan.

Keterasingan.
Keterasingan berasal dari kata asing, yang berarti tersendiri/terpisah.

Keterasingan disebabkan karena:
• Keterasingan karena cacat fisik.
• Keterasingan karena sosial ekonomi.
• Keterasingan karena rendah pendidikan.
• Keterasingan karena perbuatannya.

Dalam manusia dan kegelisaan terdapat:
• Keterasingan
• Kesepian
• Ketidak pastian (ada sebab-sebab orang tak dapat berpikir dgn pasti)
• Obsesi
• Phobie
• Kompulsi
• Hiteria
• Delusi
• Halusinasi
• Keadaan emosi

Manusia dan Harapan

Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan maupun tulisan tentang makna harapan dalam kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Dua dorongan yang menimbulkan harapan-harapan pada manusia.
2. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mewujudkan harapan-harapan.
3. Lima (5) harapan yang dikemukakan Abraham Maslow dalam memenuhi harapan.
4. Hubungan harapan dengan kepercayaan baik kepada diri sendiri, kepada orang lain, maupun kepada Tuhan.
5. Apa saja yang akan dilakukannya jika harapan-harapan tidak tercapai.

Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap, yang artinya keinginan supaya sesuatu dapat terjadi (sesuatu yang diinginkan dapat terjadi). Harapan(expectation) yang merupakan keinginan yang hendak dicapai pada masa mendatang, tidak dapat terlepas dari masa sekarang dan masa lalu seseorang. Masa lalu memberikan pengalaman, masa sekarang memberikan pemikiran dan masa depan merupakan harapan. Ketiga masa ini merupakan semacam garis lurus yang meningkat(progesif linier).
Garis lurus yang meningkat/menanjak artinya bahwa keinginan manusia terus meningkat. Meningkat dari masa sekarang dibandingkan dari masa lalu, peningkatan tersebut berpengaruh pada wujud kebudayaan yang pada umumnyameningkat juga.
Dalam mencapai harapannya, manusia terdorong oleh dua kebutuhan yang mutlak yakni kebutuhan Material dan kebutuhan spiritual.
Untuk memperoleh apa yang diharapkan, seseorang perlu memiliki kemampuan dan kemauan yang keras. Kemampuan dan kemauan berperan untuk mencapai harapan yang besar, dan hal ini harus diiringi dengan tindakan untuk mencapainya.
Dua kemungkinan yang terjadi dalam usaha mencapai apa yang menjadi harapan yakni KEBERHASILAN dan KEGAGALAN. Ada yang harus dimiliki seseorang dalam menghadapi kedua kemungkinan ini agar seseorang terhindari dari rasa putus asa. Sebaiknya seseorang terbiasa untuk melakukan evaluasi terhadap segala kegiatannya, karena dengan demikian seseorang tersebut mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Sebagian anggota masyarakat memiliki harapan, tetapi sikapnya pasif.
Harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi, putus harapan berarti putus asa. Harapan artinya keinginan yang belum terwujud. Untuk mewujudkan harapan harus disertai oleh usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Lima harapan menurut Abraham Maslow.
 Harap untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival).
 Harap untuk memperoleh keamanan (safety).
 Harap untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and love).
 Harapan memperoleh status atau untuk diterima atau diakui dilingkungan.
 Harap untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization).


Harapan seperti apa yang baik ?
Bagaimana caranya mencapai harapan itu ?
Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai ?

Daftar Pustaka

Angeles A. Peter, 1981, Dictionary of Philosophy, New York, Barnes and Noble Books
Bakker JWM, 1985, Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Pustaka Filsafat
Bertens, K, 1993, Etika, Jakarta, Gramedia Pustaka Umum: 1983, Filsafat Baratabad XX, Jakarta: Gramedia
Cassier Ernts, Tenj. Alois A. Nugroho 1990, Mnausia dan Kebudayaan Jakarta: Gramedia
Dirga Gunarsa Singgih, 1975, Pengantar Psikologi, Jakarta: Mutiara
Driyarkara, 1985, Filsafat Manusia, Yogyakarta: Kanisius
Hujjbers, Theo, 1986, Manusia Merenungkan Makna Hidupnya, Yogyakarta: Kanisius
Jacobs, Tom. 1985. Pengharapan Dalam Surat-Surat santo Paulus, dalam Bergaul Dengan Masa Depan, Yogyakarta: Kansius
Lanur Alex. Filsafat Manusia: Diktat Mata Kuliah Filsafat manusiia Pascasarjana UI
Moedjanto, G. Dkk (eds), 1992, Tantangan Kemanusiaan Universal, Antologi Filsafat, Budaya, Sejarah Politik dan Sastra Yogyakarta: Kansius
Usman Octojo dan Alfia (eds) 1991, Pancasila Senagai Idiologi dalam Bernagai Biddang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara, Jakrta: BP-7 Pusat Panuju Redi, 1996, Ilmu Budaya Dasar dan Kebudayaan Bacaan Pelengkap MKU, untuk Mahasiswa, Jakarta: Gramedia
Poedjawijatna, 1984, Etika Filsafat Tingkah Laku, Jakarta: Bina Aksara
Poespowardojo Soenjanto dan K. Bewretens. 1982. Sekitar manusia-Bunga rampai Tentang Filsafat manusia, Jakarta: Gramedia
Ragamaran, Rafael. 2000, Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya dasar, Jakarta: Rmeka Cipta
Sahman Umar, 1993. Estetika Telaah Sistematikdan Histori, Semarang:IKIP Semarang Press
Susantio Suhandy. 2000. Manusia Menurut Filsafat Modern-Tinjauan Kritis Teologi Kristen, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Sutrisno Mudji, 1999. Kisi-kis Estetika, Yogyakarta: Kanisius
The liang Gie, 1996. Filsafat Keindahan, Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna
Tobing, Tunggul, Dkk. 2004. Bahan Kulkiah Ilmu Budaya Dasar, Medan: UPT MKU Universitas Negeri Medan.
VanPeursen C.A. 1989. Strategi Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius
Weiji, P.A vander (Terj) K. Bertens, 2000. Filsuf-filsuf tentang Manusia, Jakarta Gramedia Pustaka Umum
Widagdo, Djoko. 1991. Ilmu Budaya Dasar, Semarang: Bina Aksara








Drs Maludin Panjaitan, SE, M.Si, Gunung Pamela 23 Maret 1969, Putra dari Bapak J.Panjaitan Kepala Sekolah SD Gunung Pane, Ibu Tio Minar Br Manurung.
Menikah dengan Dra. Fuji L Tarigan MM, putri dari Bapak P. Tarigan, Ibu S Br Sembiring, serta dikaruniai 3 (tiga) orang anak yakni Yosie G, Yosua P, Yosephine G. Panjaitan.
Menamatkan SD 1984, SMP 1987, SMA 1990 dari Kotamadya Tebing-Tinggi Deli. S-1 Ilmu Pendidikan Sejarah IKIP NEGERI MEDAN 1994, S-1 Manajemen STIE-LMII Medan 2011, S-2 Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan UNIMED 2010.

Pengalaman Kerja

Guru SMP, SMA methodist Perbaungan (1994-1998), Guru SMA Hang Kesturi Medan( 1998-2002), Guru SMA Methodist-2 Medan (1997-2006), Dosen STIE-LMII Medan dan Dosen Tetap Universitas Methodist Indonesia (UMI) Medan


ILMU BUDAYA DASAR

Dengan belajar, memahamin dan mengimplementasikan Ilmu Budaya Dasar dalam kehidupan sehari-hari diharapkan kita dapat bertindak lebih manusiawi lagi, sebab Objek dan Subjek kajian dari Ilmu Budaya Dasar adalah MANUSIA.
Melalui kajian Keindahan, Cinta kasih, Penderitaan , Keadilan, Penderitaan, Pandangan hidup, Tanggung jawab, Kegelisahan, dan Harapan tujuan tersebut dapat tercapai.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar