Senin, 18 Mei 2015

Bahan ajar
ILMU
SOSIAL & BUDAYA DASAR
DRS. MALUDIN PANJAITAN M.Si



BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar
         Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah salah satu mata kuliah kelompok Mata Kuliah berkehidupan Bermasyarakat (MBB) di Perguruan Tinggi. Visi kelompok MBB di Perguruan Tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat, pengetahuan tentang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, memiliki wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni. Misi kelompok MBB di Perguruan Tinggi membantu menumbuhkembangkan: daya kritis, daya kreatif, apresiasi, dan kepekaan mahasiswa terhadap nilai-nilai sosial yang bersifat Demokratis, Berkeadaban, dan menjunjung tinggi nilai Kemanusiaan, bermartabat serta peduli terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkung hidup, memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya dan lingkungan hidup secara aktif.
          Buku ini memuat sejumlah pemikiran yang berhubungan dengan bagaimana cara mamantapkan Kepribadian, Kepekaan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat, serta memiliki wawasan lingkungan dan IPTEK dengan mengembangkan kemampuan Akademik, kemampuan berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan ,menguasai peralatan analisis, berpikir logis, kritis, sistematis dan analitik, mampu merumuskan dan memecahkan masalah; kemampuan profesional: kemapuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, Kemampuan Personal adalah kemampaun kepribadian, dengan pengetahuan mampu menunjukkan sikap, tingkahlaku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami nilai-nilai keagamaan, mempunyai kepekaan terhadap berbagai masalah.
          ISBD adalah salah satu mata kuliah sebagai program Pendidikan Umum untuk mengembangkan kemampuan Personal tersebut. ISBD sebagai integrasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-kensep budaya kepada mahasiswa, sehingga mampu mengkaji masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
          Masalah-masalah Sosial telah ada sejak manusia ada, karena hal itu ada disebabkan oleh keterbatasan manusia dan faktor-faktor yang mendukung kehidupan manusia itu semisal kebutuhan. (kebutuhan manusia tidak tak terbatas, alat pemuas kebutuhan tersebut terbatas). Hal ini dianggap sebagai salah satu faktor penghambat manusia itu bahagia. Oleh karena itu maka manusia terdorong untuk mengidentifikasi, menganalisis, memahami, dan memikirkan bagaimana cara untuk mengatasinya.
Masalah Sosial dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagain besar masayarakat sebagai suatu yang tidak dikehendaki, oleh karena itu perlu diatasi. (kondisi atau keadaan yang merupakan hasil dan proses dari cara manusia untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya). Dalam usaha memenuhi semua kebutuhan hidup manusia tersebut, manusia menggunakan kebudayaan sebagai model-model/ resep dalam mengusahakan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya.
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengetahui keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Pengetahuan Budaya bertujuan untuk memahami dan mencari kenyataan yang bersifat manusiawi. Ilmu Sosial budaya Dasar disatu sisi termasuk dalam kelompok ilmu sosial dan di sisi lain termasuk kelompok Pengetahuan budaya. Oleh karena itu metode pendekatannya menggunakan pendekatan gabungan yaitu disatu sisi pendekatan terhadap manusia mahluk sosial dan interaksi dalam kelompok sosialnya, di sisi lain pendekatan terhadap manusia mahluk budaya dan kemanusiaan.
Ilmu Sosisal Budaya Dasar adalah bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebagai mahluk sosial dan sebagai mahluk budaya yang berwawasan luas dan kritis serta dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan baik, memahami konsep-konsep dasar tentang manusia sebagai mahluk sosial.
          Manusia sebagai mahluk sosial (Zoon politicon), artinya manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkembang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu diluar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.
Manusia sebagai mahluk budaya (Homo humanus), artinya manusia itu mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna (dibekali oleh akal/ratio, rasa/sense), inilah yang membedakanya dengan mahluk lain. Sebagai mahluk berbudaya, manusia hanya mampu mengembangkan diri dan budayanya apabila berhubungan dengan manusia lain.
          Istilah Sosial Budaya merupakan bentuk gabungan dari istilah ‘Sosial’ dan ‘Budaya’. Sosial dalam arti masyarakat ,Budaya atau kebudayaan dalam arti sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Sosial budaya dalam arti luas mencakup segala aspek kehidupan. Oleh karena itu atas landasan pemikiran tersebut, maka pengertian Sistem Sosial Budaya Indonesia dapat dirumuskan sebagai totalitas tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia Indonesia yang merupakan manifestasi dari karya, rasa dan cipta di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam hubungan ini, pengertian sosial budaya mencakup dari dua segi utama kehidupan manusia :
     1. Segi kemasyarakatan, Manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan kerjasama dengan sesama manusia. Pengertian kemasyarakatan pada hakikatnya adalah merupakan pergaulan hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu kelompok sosial.
     2. Segi Kebudayaa, Kebudayaan merupakan totalitas cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku yang terlembaga. Hakikat budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung dan penggerak kehidupan. Fokus budaya dapat berupa nilai dan norma religius, ekonomi atau nilai sosial budaya lainnya, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bentuk Sosial Budaya, artinya setiap kelompok sosial budaya mempunyai batas-batas yang telah ditentukan berdasarkan tipe kelompok, yang membedakannya dengan kelompok yang lain. Tipe kelompok dibedakan lagi antara yang tradisional alamiah dan yang modern.




          Berdasarkan hakikat keilmuan, maka tujuan ISBD sebagai bagian dari berkehidupan bermasyarakat adalah :
     1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk sosial yang beradab dalam memperaktekkan pengetahuan akademik, dan keahliannya serta mampu memberikan problem solving sosial budaya secara bijaksana.
ISBD selalu membantu perkembangan wawasan pemikiran yang lebih luas dan memiliki ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan pelajar Indonesia khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku serta pola pikir manusia dalam menghadapi manusia lain termasuk pula sikap dan tingkah laku serta pola pikir manusia terhadap manusia yang bersangkutan. Berpangkal dari tujuan pembelajaran mata kuliah ISBD sebagaimana diungkapkan diatas, maka ada dua persoalan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan yakni :
1. Adanya berbagai aspek dalam kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial, biasanya ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda oleh bidang pengetahuan, keahlian yang berbeda pula sebagai pendekatan tersediri maupun gabungan.
2. Adanya keanekaragaman golongan dan satuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola pemikiran dan pola tingkah laku sendiri, tetapi juga persamaan dalam pola pemikiran dan pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan-hubungan kesetiakawanan dan kerjasama dalam masyarakat.
Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana terdapat diatas kiranya masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk dapat dioperasionalkan kedalam pokok pembahasan dan sub pokok bahasan yakni :
1. Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Mempelajari dan menyadari adanya masalah individu ,keluarga dan masyarakat.
3. Mengkaji masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadari identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa penerus bangsa dan negara.
4. Mempelajari hubungan antara warga Negara dengan Negara.
5. Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
6. Mempelajari setiap masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan sosial bersama dengan adanya integrasi masyarakat.
8. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran alam dan mengatasi setiap masalah yang ada semisal, kemiskinan.
Setiap Kebudayaan yang ada dalam masyarakat telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan berkesinambungan yang kita sebut sebagai Evolusi Kebudayaan. Evolusi Kebudayaan berlangsung sesuai dengan perkembangan budidaya/akal pikiran yang dimiliki oleh masyarakat tersebut, yang terus (bertambah, tetap, mungkin berkurang) dalam menghadapi setiap tantangan yang ada dari waktu ke waktu, sesuai dengan situasi dan kondisi pada zamannya. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh adalah materi yang dapat dilihat ,diraba, dan dirasa, wujudnya konkret, tetapi tidak abadi. Apabila manusia meninggal dunia, tubuhnyahancur dan leyap. Jiwa yang terdapat didalam tubuh tidak dapat lihat, dirabah, yang sifatnya abstrak, tetapi abadi. Apabila manusia tersebut meninggal dunia, jiwanya lepas dari tubuh dan kepbali kepada pemiliknya yakni Tuhan Sang Pencipta dan tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah Roh yang ada didalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia tersebut terdapat pada Budayanya atau peradabannya. Manusia yang berbudaya/beradab karena dia dianugerahi oleh Tuhan suatu akal, nurani, dan kehendak yang dimiliki oleh setiap insan.
Akal (ratio, cipta) yang terdapat dalam diri manusia berfungsi sebagai alat berpikir, dan sebagai sumber Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan akal yang dimilikinya manusia dapat menilai sesuatu, sebagai fakta, peristiwa atau lingkungan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bermanfaat, mana yang tidak bermanfaat, mana yang indah, mna yang tidak indah dan sebagainya. Fakta atau peristiwa tersebut yang dapat diterima nilai kebenaranya oleh manusai dijadikan suatu pedoman dalam hidupnya.
Nurani, (daya rasa) berfungsi sebagai alat merasa, menentuhan kata hati, dan sumber kesenian. Dengan nuraninya manusia memberikan penilaian terhadap suatu fakta atau peristiwa dalam lingkunganya, mana yang indah dan baik, mana yang jelek dan buruk. Yang Indah, Baik (nilai etis) diterima olah manusia sedangkan yang jelek dan buruk ditolak oleh nurani.
Kehendak (daya karsa), berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan. Dengan kehendak manusia, manusia memberikan peneilaian terhadap fakta, peristiwa atau lingkungan mana yang dikehendaki atau dibutuhkan karena berguna, bermanfaat, dan mana yang ditolak atau tidak dibutuhkan karena tidak berguna (tidak bermanfaat). Fakta, peristiwa, lingkungan yang berguna adalah yang benar dan yang baik, sehingga diputuskan oleh manusia tersebut dapat diterima, sedangkan yang salah dan buruk, ditolak karena tidak berguna/bermanfaat.
Dalam kenyataanya, hidup manusia diperhadapkan kedalam dua kondisi yang berbeda, pertama kondisi yang membawah manusia ke suasana benar, yang indah, yang damai dan sebagainya, atau kondisi yang kedua suasana yang bertolak belakang dari yang pertama (salah, jelek, buruk dsb), yang pada akhirnya membawa manusia tersebut dalam suatu keonaran, kekacauan, permusuhan, penderitaan dsb, hal ini mengharuskan suatu tindakan dimana manusia tersebut perlu dibina, dimanusiakan menjadi manusia yang manusiawi.








BAB II
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYAAN

1.1. Perngertian Manusia.
Dalam Alkitab, Kejadian 1: 26, 27, 28.
26, Berfirmanlah Allah: “ Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segalah binatang melata yang merayap di bumi”

27, Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

28, Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segalah binatang yang merayap di bumi”.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh adalah materi yang dapat dilihat ,diraba, dan dirasa, wujudnya konkret, tetapi tidak abadi. Apabila manusia meninggal dunia, tubuhnyahancur dan leyap. Jiwa yang terdapat didalam tubuh tidak dapat lihat, dirabah, yang sifatnya abstrak, tetapi abadi. Apabila manusia tersebut meninggal dunia, jiwanya lepas dari tubuh dan kepbali kepada pemiliknya yakni Tuhan Sang Pencipta dan tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah Roh yang ada didalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia tersebut terdapat pada Budayanya atau peradabannya. Manusia yang berbudaya/beradab karena dia dianugerahi oleh Tuhan suatu akal, nurani, dan kehendak yang dimiliki oleh setiap insan.
Akal (ratio, cipta) yang terdapat dalam diri manusia berfungsi sebagai alat berpikir, dan sebagai sumber Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan akal yang dimilikinya manusia dapat menilai sesuatu, sebagai fakta, peristiwa atau lingkungan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bermanfaat, mana yang tidak bermanfaat, mana yang indah, mna yang tidak indah dan sebagainya. Fakta atau peristiwa tersebut yang dapat diterima nilai kebenaranya oleh manusai dijadikan suatu pedoman dalam hidupnya.
Nurani, (daya rasa) berfungsi sebagai alat merasa, menentuhan kata hati, dan sumber kesenian. Dengan nuraninya manusia memberikan penilaian terhadap suatu fakta atau peristiwa dalam lingkunganya, mana yang indah dan baik, mana yang jelek dan buruk. Yang Indah, Baik (nilai etis) diterima olah manusia sedangkan yang jelek dan buruk ditolak oleh nurani.
Kehendak (daya karsa), berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan. Dengan kehendak manusia, manusia memberikan peneilaian terhadap fakta, peristiwa atau lingkungan mana yang dikehendaki atau dibutuhkan karena berguna, bermanfaat, dan mana yang ditolak atau tidak dibutuhkan karena tidak berguna (tidak bermanfaat). Fakta, peristiwa, lingkungan yang berguna adalah yang benar dan yang baik, sehingga diputuskan oleh manusia tersebut dapat diterima, sedangkan yang salah dan buruk, ditolak karena tidak berguna/bermanfaat.
Dalam kenyataanya, hidup manusia diperhadapkan kedalam dua kondisi yang berbeda, pertama kondisi yang membawah manusia ke suasana benar, yang indah, yang damai dan sebagainya, atau kondisi yang kedua suasana yang bertolak belakang dari yang pertama (salah, jelek, buruk dsb), yang pada akhirnya membawa manusia tersebut dalam suatu keonaran, kekacauan, permusuhan, penderitaan dsb, hal ini mengharuskan suatu tindakan dimana manusia tersebut perlu dibina, dimanusiakan menjadi manusia yang manusiawi.

1. Pengertian Budaya.
Budaya adalah bentuk jamak dari kata ‘ Budi” dan “Daya” yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata ‘Budaya’ sebenarnya berasal dari bahasa SANSKERTA, budhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari katacultuur. Dalam bahasa latin berasal dari kata colera, artinya mengolah, dan mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Pengertian budaya atau kebudayaan menurut beberapa ahli :
1. E.B. Tylor, (1832-1917), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton (1893-1953), kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lain.
3. Koentjaraningrat (1923-1999), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4. Selo Soemardjan (1915-2003) dan Soelaeman Soemardi kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5. Herkovits (1985-1963), kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Dengan demikian Kebudayaan atau Budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun nonmaterial.

2. Sejarah Manusia Dan Kebudayaan
Pada tahun 1871 E. B Taylor membuat sebuah defenisi Kebudayaan, dalam bukunya “ Primitive Culture”, dimana Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup Pengetahuan, Kepercayaan, Seni, Moral, Hukum, Adat, serta Kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Tahun 1952 Kroeber dan Kluckholn menginventarisasiskan lebih dari 150 defenisi tentang kebudayaan yang dihasilkan oleh publikasi tentang kebudayaan selama lebih kurang tiga perempat abad, tetapi pada dasarnya tidak ditemukan perbedaan yang bersifat prinsip dengan definisi pertama yang dibuat oleh Taylor, Kuntjaraningrat tahun 1974, yang secara terperinci membagii kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari , Sistem Religi dan Upacara keagamaan, Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan, Sistem Pengetahuan, Bahasa, Kesenian, Sistem Mata Pencaharian serta Sistem Teknologi dan Peralatan. Menurut Mavies dan John Biesanz, Kebudayaan merupakan alat penyelamat kemanusiaan di muka bumi.
Manusia dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang banyak sekali. Dengan kebutuhan yang banyak tersebut manusia terdorong untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut. Untuk hal tersebut diatas Ashley Montagu, berpendapat bahwa Kebudayaan merupakan suatu hasil dari respon manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya.
Manusia berbeda dengan Binatang, dapat kita lihat dari banyaknya jumlah kebutuhan, cara memenuhi kebutuhan tersebut, dan yang paling membedakanya adalah Kebudayaan yang dimilikinya/dihasilkan oleh manusia.
Menurut pendapat Maslow ,(Maslow mengklasifikasikan) ada lima kelompok kebuthan manusia yakni Kebutuhan Fisiologi, Rasa Aman, Afiliasi, Harga diri dan Pengembangan Potensi. Kelompok kebutuhan binatang menurut Maslow, terdiri dari kebutuhan fisiologis dan rasa aman untuk inii binatang melakukannya dengan insting/instinktif. Sedangkan manusia melakukanya dengan cara kebudayaan dengan mengajarkan cara hidup (manusia tidak memiliki cara otomatis insting). Ketidak mampuan untuk berinsting oleh manusia diganti dengan cara belajar, berkomunikasi, dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik, disempurnakan oleh Budi yang ada dalam diri setiap manusia yang mendorongnya untuk berpikir, berperasaan, dan berjiwa fantastik. Kemampuan untuk belajar yang dimiliki oleh manusia memungkinkan berkembangnya inteligensi dan cara berpikir simbolik.
Budi menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya, dengan jalan memberikan penilaian terhadap objek dan kejadian. Penilaian yang diberikan oleh manusia tersebut menjadi tujuan dan isi kebudayaan.
Nilai-nilai budaya, adalah jiwa dari kebudayaan dan menjadi dasar dari segenap wujud kebudayaan. Disamping itu, nilai-nilai budaya diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang merupakan kegiatan manusia yang didalamnya tercermin nilai budaya yang dikandungnya. Pada dasarnya tata hidup merupakan pencerminan yang kongkret dari nilai budaya yang bersifat Abstrak : Kegiatan manusia dapat ditangkap oleh pancaindera, sedangkan nilai budaya hanya tertangguk oleh Budi manusia. Disamping itu maka nilai budaya dan tata hidup manusia ditopang oleh perwujudan kebudayaan yang ketiga yang berupa sarana kebudayaan. Sarana kebudayaan merupakan wujud yang bersifat fisik yang merupakan produk dari kebudayaan atau sarana/alat yang dapat membantu manusia memberikan kemudahan dalam hidupnya.
Seluruh fase kebudayaan tersebut terjadi dalam proses hidup dan kehidupan manusia, lewat proses belajar (Pendidikan). Hal ini dilanjutkan/diteruskan dari generasi ke generasi selanjutnya (dari waktu ke waktu) yang sekarang ini bereksistensi dalam kehidupan manusia dan akan dilanjutkan ke generasi berikutnya.
3. Kebudayaan Dan Pendidikan
Enam nilai dasar dalam kebudayaan menurut Allport, dan Lindzey (1951) yakni: Nilai Teori, Ekonomi, Estetika, Sosial, Politik dan Agama. Nilai Teori adalah hakikat penemuan kebenaran lewat berbagai metode seperti Rasionalisme, Empirisme, dan Metode Ilmiah .Nilai Ekonomi mencakup kegunaan dari berbagai benda dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai Estetika berhubungan dengan keindahan dan segi-segi artistik yang menyangkut, bentuk, harmoni dan wujud kesenian lainnya yang memberikan kenikmatan kepada manusia. Nilai sosial berorientasi kepada hubungan antarmanusia dan penekanan kepada segi-segi kemanusiaan yang luhur. Nilai Politik berpusat kepada kekuasaan dan pengaruh baik dalam kehidupan bermasyarakat, Berbangsa, Bernegarah, maupun dalam dunia politik tersebut. Nilai Agama menyangkut penghayatan manusia untuk mengerti dan memberi arti kehadiran dirinya.
Setiap kebudayaan memiliki skala hirarki mengenai mana yang lebih penting, dan mana yang kurang penting dari niali-nilai tersebut, dan memiliki penilaian tersendiri dari setiap kategori.
Berdasarkan penggolongan tersebut, maka yang menjadi masalah dalam pendidikan adalah penetapan nilai-nilai budaya yang harus dikembangkan bagi generasi saat ini. Pendidikan dalam artii luas, yakni sebagai usaha sadar dan sistematis dalam membantu peserta didik untuk mengembangkan pikiran, kepribadian, dan kemampuan fisiknya, mengharuskan kita setiap waktu untuk mengkaji kembali masalah tersebut. Hal ini harus dilakukan sebab nilai-nilai budaya yang diajarkan kepada peserta didik harus relevan pada zamanya saat itu dan yang akan datang, usaha pendidikan yang sadar dan sistematis menuntut kita harus lebih eksplisit dan definitif tentang hakikat nilai-nilai budaya tersebut (mengenal aspek kebudayaan tersebut/pengetahuan, nilai, sikap yang diperlukan).
Untuk menentukan nilai-nilai mana yang menjadi perhatian kita, (nilai-nilai yang menuju masyarakat modern), kita harus memperhatikan perkembangan masyarakat di masa datang, hal ini dapat kita lihat dari rencana pembangunan nasional yang di canangkan oleh pemerintah dalam jangka menegah, dan jangka panjang.
Suatu masyarakat modern yang berasaskan efisiensi, pertumpuh kepada ilmu dan teknologi, dimana semua aspek kehidupan ditata secara rasional berdasarkan analisis.


4. Manusia Dan Kebudayaan
Pada tahun 1871 E. B Taylor membuat sebuah defenisi Kebudayaan, dalam bukunya “ Primitive Culture”, dimana Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup Pengetahuan, Kepercayaan, Seni, Moral, Hukum, Adat, serta Kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Tahun 1952 Kroeber dan Kluckholn menginventarisasiskan lebih dari 150 defenisi tentang kebudayaan yang dihasilkan oleh publikasi tentang kebudayaan selama lebih kurang tiga perempat abad, tetapi pada dasarnya tidak ditemukan perbedaan yang bersifat prinsip dengan definisi pertama yang dibuat oleh Taylor, Kuntjaraningrat tahun 1974, yang secara terperinci membagii kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari , Sistem Religi dan Upacara keagamaan, Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan, Sistem Pengetahuan, Bahasa, Kesenian, Sistem Mata Pencaharian serta Sistem Teknologi dan Peralatan. Menurut Mavies dan John Biesanz, Kebudayaan merupakan alat penyelamat kemanusiaan di muka bumi.

Manusia dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang banyak sekali. Dengan kebutuhan yang banyak tersebut manusia terdorong untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut. Untuk hal tersebut diatas Ashley Montagu, berpendapat bahwa Kebudayaan merupakan suatu hasil dari respon manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya.

Manusia berbeda dengan Binatang, dapat kita lihat dari banyaknya jumlah kebutuhan, cara memenuhi kebutuhan tersebut, dan yang paling membedakanya adalah Kebudayaan yang dimilikinya/dihasilkan oleh manusia.

Menurut pendapat Maslow ,(Maslow mengklasifikasikan) ada lima kelompok kebuthan manusia yakni Kebutuhan Fisiologi, Rasa Aman, Afiliasi, Harga diri dan Pengembangan Potensi. Kelompok kebutuhan binatang menurut Maslow, terdiri dari kebutuhan fisiologis dan rasa aman untuk inii binatang melakukannya dengan insting/instinktif. Sedangkan manusia melakukanya dengan cara kebudayaan dengan mengajarkan cara hidup (manusia tidak memiliki cara otomatis insting). Ketidak mampuan untuk berinsting oleh manusia diganti dengan cara belajar, berkomunikasi, dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik, disempurnakan oleh Budi yang ada dalam diri setiap manusia yang mendorongnya untuk berpikir, berperasaan, dan berjiwa fantastik. Kemampuan untuk belajar yang dimiliki oleh manusia memungkinkan berkembangnya inteligensi dan cara berpikir simbolik.
Budi menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya, dengan jalan memberikan penilaian terhadap objek dan kejadian. Penilaian yang diberikan oleh manusia tersebut menjadi tujuan dan isi kebudayaan.

Nilai-nilai budaya, adalah jiwa dari kebudayaan dan menjadi dasar dari segenap wujud kebudayaan. Disamping itu, nilai-nilai budaya diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang merupakan kegiatan manusia yang didalamnya tercermin nilai budaya yang dikandungnya. Pada dasarnya tata hidup merupakan pencerminan yang kongkret dari nilai budaya yang bersifat Abstrak : Kegiatan manusia dapat ditangkap oleh pancaindera, sedangkan nilai budaya hanya tertangguk oleh Budi manusia. Disamping itu maka nilai budaya dan tata hidup manusia ditopang oleh perwujudan kebudayaan yang ketiga yang berupa sarana kebudayaan. Sarana kebudayaan merupakan wujud yang bersifat fisik yang merupakan produk dari kebudayaan atau sarana/alat yang dapat membantu manusia memberikan kemudahan dalam hidupnya.

Seluruh fase kebudayaan tersebut terjadi dalam proses hidup dan kehidupan manusia, lewat proses belajar (Pendidikan). Hal ini dilanjutkan/diteruskan dari generasi ke generasi selanjutnya (dari waktu ke waktu) yang sekarang ini bereksistensi dalam kehidupan manusia dan akan dilanjutkan ke generasi berikutnya.
5. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Kata “Manusia”
Kata “Sosial”
“Beberapa kata yang diikuti oleh kata” sosial”
Identitas Sosial
Status Sosial.
Interaksi Sosial.
Kehidupan Sosial.
Dalam pengertian sehari-hari Kata sosial sering diartikan sebagai siafat suka menolong orang lain atau sesama tanpa pamrih, orang yang suka menyumbang tersebut orang bersifat sosial.
Secara “Etimologis” Kata “Sosial” berasal dari bahasa Latin yakni “Socius” yang artinya teman atau kawan. Dalam ilmu-ilmu sosial ,kata sosial sering disamakan dengan masyarakat . Jadi, kalau dikatakan manusia sebagai makhluk sosial maksudnya manusia itu adalah makhluk yang suka berkawan , berteman atau berkelompok atau dalam konteks yang lebih, manusia itu adalah makhluk bermasyarakat .

Sudah merupakan kodrat manusia untuk hidup bergaul dengan sesamanya, dan dalam diri manusia, terdapat “Naluri” untuk selalu hidup dengan orang lain, Naluri yang demikian disebut “ Gregariousness”.

Hampir seluruh kegiatan manusia dilakukan dalam hubungannya dengan orang lain, dan dalam kehidupan bersama dengan manusia lainnya. Seseorang bertindak atau berbuat selalu melibatkan orang lain dan inilah sebabnya dikatakan bahwa” manusia itu sebagai makhluk sosial”.



















BAB III
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

1. Manusia sebagai Makhluk Individu
Dalam bahasa Latin individu berasal dari kata individuum, artinya tak terbagi. Dalam bahasa Inggris Individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Namun individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan (Setiadi dkk, 2008).
Individu adalah manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia “perseorangan” atau “orang seorang” yang memiliki keunikan. Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama. Setiap anggota fisik manusia tidak ada yang persis sama, meskipun sama-sama terlahir sebagai manusia kembar (Setiadi dkk, 2008).
Setiap manusia memiliki ciri khas yang berbeda. Baik itu ciri fisik maupun ciri psikisnya. Tidak mungkin seorang manusia memiliki ciri khas yang sama persis dengan orang lain. bahkan seseorang yang di katakan kembar identik pun pasti memiliki ciri khas yang berbeda, misal dari sidik jarinya. Keunikan dan ciri khas masing-masing orang itulah yang dijadikan faktor pembeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat, dan lain-lainnya. Kita dapat membedakan seseorang dari orang lainnya berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, baik pada perbedaan fisik maupun psikis. Begitu pula dalam kumpulan atau kerumunan ribuan atau jutaan manusia, kita tetap dapat mengenali seseorang yang sudah kita kenal karena memiliki ciri fisik yang sudah kita kenal. Seperti di tengah-tengah pasar yang penuh orang atau di lapangan di mana berkumpul ribuan orang, kita akan dapat mengenali orang yang sudah kita kenal. Sebaliknya, bila hal terjadi pada kumpulan atau kerumunan hewan atau binatang, sulit bagi kita untuk mengenali satu hewan di tengah ribuan hewan yang sejenis (Suratman dkk, 2013).
Ciri-ciri seseorang tidak hanya bisa dilihat melalui fisiknya saja, tetapi juga dapat dilihat dari sifatnya dan karakter seseorang tersebut. Jika dilihat dari fisiknya, seseorang dapat dibedakan menjadi orang yang gemuk, orang yang kurus, tinggi, langsing, pendek, mancung, tidak mancung, bermata sipit, bermata bundar, berkulit putih, hitam atau berkulit sawo matang. Jika dilihat dari sifatnya, seseorang dapat dibedakan menjadi orang yang penyabar, pendiam, cerewet, sombong, pemalas, rajin dan lainnya.

2. Manusia sebagai Anggota Masyarakat
Manusia saat dilahirkan seorang diri, tetapi manusia akhirnya harus bermasyarakat. Manusia tidak sama seperti makhluk lainnya, misalnya hewan. Hewan tidak membutuhkan pertolongan hewan lainnya untuk dapat hidup. Sejak hewan masih kecil, ia sudah dapat mencari makanannya sendiri. Ia sudah dapat berjalan sendiri, dan pergi kemanapun. Karena hewan dibekali naluri kehewanannya dan alat-alat fisik yang dapat menunjang kemandiriannya untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Tetapi manusia tidak demikian, saat manusia masih baru dilahirkan, ia tidak dapat melakukan aktivitasnya seorang diri. Ia tidak dapat langsung berjalan sendiri dan mencari makanannya sendiri. Harus ada peran orang lain yang membantunya beraktivitas dan mencarikan makanan untuknya. Manusia tidak dibekali dengan alat-alat fisik seperti pada hewan. Tetapi manusia dibekali fikiran dan akal yang jauh lebih sempurna dibandingkan hewan. Dengan akal fikiran manusia bisa memanfaatkannya untuk mencari alat-alat yang diperlukan untuk memenuhi kehidupannya. Jadi dengan akal yang dimilikinya, manusia dapat menciptakan alat-alat yang suatu saat dapat digunakan untuk kepentingan atau kelangsungan hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-harinya, manusia tidak terlepas dari pengaruh orang lain. dalam mencukupi kebutuhannya manusia membutuhkan orang lain. Dalam lingkungan sosialnya misalnya dalam pergaulannya, manusia membutuhkan orang lain. Dari sejak manusia terlahir ke muka bumi, manusia membutuhkan peran orang lain. Seperti saat seorang wanita yang hendak melahirkan, ia butuh dokter atau bidan untuk keperluan kelahirannya. Saat sang bayi telah terlahir, ia membutuhkan ibunya untuk memberikannya makanan berupa ASI. Seseorang yang ingin mencari makanan juga membutuhkan orang lain, seperti para pedagang. Para pedagang juga membutuhkan orang lain untuk mencarikan bahan dagangannya, misalnya saja petani, nelayan atau peternak. Semuanya saling berhubungan dan saling ketergantungan satu dengan yang lain. Maka seseorang tentu tidak bisa melaksanakan aktivitasnya secara total hanya seorang diri, melainkan membutuhkan tenaga orang lain.
Sebagai anggota masyarakat, setiap orang akan mengenal orang lain, dan oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain. perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu dipengaruhi faktor dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respons positif dari orang lain (pujian) (Suratman dkk, 2013).
Karena manusia adalah makhluk sosial, mereka berinteraksi dengan yang lain. tetapi tidak selamanya interaksi itu berjalan dengan baik, terkadang menimbulkan hal-hal lain yang negatif. Dalam hubungan antar anggota dan kelompok masyarakat, kita sering dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan. Misalnya, orang Jawa memiliki kebiasaan dan sifat-sifat yang khas, orang Sunda, Batak, Ambon, Padang dan yang lainnya juga begitu. Terkadang ada sikap negatif yang diperlihatkan oleh satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lainnya. Sikap khas yang sering ditampilkan itu disebut prasangka (Setiadi dkk, 2008).
Prasangka merupakan suatu istilah yang mempunyai berbagai makna. Namun dalam kaitannya dengan hubungan antar kelompok, istilah ini mengacu pada sikap permusuhan yang ditujukan terhadap suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri-ciri yang tidak menyenangkan. Sikap ini dinamakan prasangka, sebab dugaan yang dianut orang yang berprasangka tidak didasarkan pada pengetahuan, pengalaman ataupun bukti-bukti yang cukup memadai. Orang yang berprasangka bersifat tidak rasional dan berada di bawah sadar sehingga sukar diubah, meskipun orang yang berprasangka tersebut diberi penyuluhan, pendidikan atau bukti-bukti yang menyangkal kebenaran prasangka yang dianut (Suratman dkk, 2013).
1. Hakekat Masyarakat dan Makna Manusia sebagai Makhluk Sosial
Dalam bahasa Inggris kata masyarakat disebut society, asal katanyasocius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan (Soelaeman, 1989).
Dalam masyarakat manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka hidup berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi itulah manusia harusnya memiliki suatu etika hidup bermasyarakat. Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.Nilai erat hubungannya dengan masyarakat,baik dalam bidang etika yang mengatur kehidupan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai sebagai suatu yang objektif,apabila ia memandang nilai itu ada tanpa ada yang menilainya,tetapi ada sebagian sesuatu yang ada dan menuntun manusia dan kehidupannya. Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilaian.Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek penilaian (Hartomo, 1997).
Unsur masyarakat yang melekat adalah kebudayaan. Dimana budaya yang timbul dalam masyarakat dapat berupa tradisi, nilai, norma, upacara-upacara yang sudah melekat dalam interaksi sosial warga masyarakat. Manusia sejak ia lahir selalu terikat dengan masyarakat. Masyarakat di sini dapat dihitung dari konteks masalah lingkungan. Sejak lahir manusia akan selalu berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Setiap masyarakat akan menerima pengaruh dari lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
Penyebab manusia hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain yaitu karena seseorang harus bergaul dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan itu dapat terwujud manakala seorang individu berbicara, berinteraksi dan saling berhubungan dengan masyarakat lain agar terciptanya lingkungan sosial atau interaksi sosial dalam masyarakat.
Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Unsur saling memerlukan muncul karena setiap manusia sebagai anggota masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Jadi ada saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Dan disinilah sesungguhnya makna manusia sebagai makhluk sosial (Suratman dkk, 2013).
Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu:
a) Faktor imitasi (peniruan)
Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup atau apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut. Misalnya seorang anak meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya, baik cara berbicara atau tutur kata, cara berjalan, cara berpakaian dan sebagainya. Proses imitasi yang dilakukan oleh seseorang berkembang dari lingkup keluarga kepada lingkup lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan tetangga, lingkungan sekolah dan lingkungan kerja, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pergaulan orang tersebut. ruang lingkup imitasi menjadi semakin luas seiring dengan berkembangnya media massa terutama media audio-visual (Herimanto, 2011).
Proses imitasi dapat berlangsung terhadap hal-hal yang positif maupun negatif, maka pengaruhnya terhadap interaksi sosial juga dapat positif maupun negatif. Apabila imitasi berlangsung terhadap cara-cara atau hal-hal yang positif maka akan menghasilkan interaksi sosial yang berlangsung dalam keteraturan, sebaliknya apabila imitasi berlangsung terhadap cara-cara atau hal-hal yang negatif, maka akan berperan besar terhadap munculnya proses-proses interaksi sosial yang negatif (Herimanto, 2011).


b) Identifikasi (menyamakan ciri)
Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi sama (identik) dengan seseorang atau sekelompok orang lain. Identifikasi dapat dinyatakan sebagai proses yang lebih dalam atau lebih lanjut dari imitasi. Apabila pada imitasi orang hanya meniru cara yang dilakukan oleh orang lain, maka dalam identifikasi ini orang tidak hanya meniru tetapi mengidentikkan dirinya dengan orang lain tersebut. dalam identifikasi yang terjadi tidak sekedar peniruan pola atau cara, namun melibatkan proses kejiwaan yang dalam (Herimanto, 2011).
c) Sugesti (diterimanya suatu sikap atau tindakan secara emosional)
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan oleh seseorang kepada individu lain sehingga orang yang dipengaruhi tersebut menerima pengaruh tersebut secara emosional, tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional. Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada individu ataupun kelompok terhadap kelompok. Wujud sugesti dapat bermacam-macam, dapat berupa tindakan, sikap perilaku, pendapat, saran dan pemikiran (Herimanto, 2011).
d). Simpati (kemampuan merasakan diri dalam keadaan orang lain)
Simpati adalah suatu proses ketika seorang individu atau sekelompok individu tertarik kepada (merasakan diri) dalam keadaan orang atau kelompok orang lain sedemikian rupa sehingga menyentuh jiwa dan perasaannya. Dinyatakan sedemikian rupa karena dapat terjadi bagi jiwa dan perasaan orang lain, keadaan tersebut biasa-biasa saja, artinya tidak menimbulkan simpati. Karena merupakan proses kejiwaan, berlangsungnya tidak selalu mudah dipahami secara rasional (Herimanto, 2011).
2. Fungsi dan Tugas Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia tidak hanya memiliki ciri khas, peranan khas tetapi juga memiliki pola tingkah laku yang spesifik baik di lingkungan masyarakat atau di lingkungan keluarga. Keluarga adalah wadah dimana seorang individu mempunyai suatu hubungan sosial di dalamnya. Keluarga tersebut terdiri dari seorang suami, seorang istri dan anak-anak mereka. Keluarga merupakan lembaga pertama yang menjadi wadah utama dalam pembinaan seorang individu. Dimana pola perilaku seorang individu akan tercermin dari perlakuan seorang individu bagaimana diperlakukan di dalam keluarganya.
Menurut William J Goode (1983) dalam Munandar Soelaeman, secara umum fungsi keluarga meliputi pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perseorangan dan sebagai kontrol sosial (Soelaeman, 1989).
a) Pengaturan Seksual
Seperti yang dapat diketahui, kita dapat membayangkan bagaimana seorang anak yang lahir ke dunia ini tanpa seorang ayah, maksudnya disini tanpa seorang ayah yang sah. Tentu saja anak tersebut akan dipertanyakan dan pengalaman sosialisasinya tidak lengkap. Maka dari itu, di dalam masyarakat tidak dibenarkan adanya kelahiran di luar nikah. Oleh karena itu, maka akan menambah kerumitan dalam masyarakat jika tidak ada pengaturan seksual yang berlaku.
b) Reproduksi
berkembangnya teknologi kedokteran, selain memberikan dampak positif bagi program keluarga berencana, dapat pula menimbulkan masalah terpisahnya kepuasan seksual dengan pembiakan. Pandangan terhadap jumlah punya anak bermacam-macam, ada yang mengharapkan untuk jaminan bagi orang tua di masa depan, ada yang bermotivasi agama, ada alasan kesehatan dan sebagainya. Yang jelas, di suatu negara, bila alat kontraseptif mudah diperoleh dan banyak digunakan, ada keengganan untuk mempunyai anak, dan angka senggama sebelum pernikahan menjadi meningkat (Suratman dkk, 2013).
c) Sosialisasi
Masyarakat dan kebudayaan bergantung pada efektifnya sosialisasi di dalamnya, bagaimana seorang anak mempelajari sikap dan tingkah lakunya, bergantung juga pada kebudayaan di dalam keluarganya. Di dalam hubungan sosialisasi anak dengan keluarganya, dari situlah anak memperoleh landasan untuk membentuk kepribadian dan sikap serta perilaku sang anak tersebut. dan itu semua juga berhubungan dengan kebudayaan yang di anut dan di lestarikan dalam suatu keluarga dan masyarakat tersebut.
d) Pemeliharaan
seorang wanita yang sedang hamil butuh perhatian, perlindungan dan pemeliharaan dalam rangka menjaga kondisinya agar siap untuk melahirkan seorang anak ke dunia. Begitu pula seorang anak yang telah lahir, ia membutuhkan kasih sayang dan pemeliharaan dari orang tuanya. Tanpa pemeliharaan dari orang tuanya, maka anak tidak akan dapat tumbuh sendiri. Manusia berbeda dari hewan yang dapat berdiri dan langsung mencari makanannya sendiri sejak ia baru di lahirkan. Manusia butuh orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dan kelangsungan hidupnya. Maka tahap demi tahap manusia baru dapat berjalan dan akhirnya dewasa, dan itu pula tidak lepas dari peran orang lain di sekitarnya.
e) Penempatan Anak di dalam Masyarakat
Dengan menentukan penempatan sosial seorang anak, pengaturan wewenang membantu menentukan kewajiban peranan orang-orang dewasa terhadap sang anak. Penempatan sosial ditetapkan oleh masyarakat atas dasar keanggotaan keluarga melalui pemberian orientasi hubungan seperti orang tua, saudara kandung, dan kerabat. Berikutnya penempatan sosial melalui orientasi individu pada kelompok lain yang secara sosial telah mapan, seperti hubungan nasional, etnik, agama, organisasi masyarakat, kelas dan sebagainya (Suratman dkk, 2013).
f) Pemuas Kebutuhan Perseorangan
Sebuah keluarga belum lengkap jika belum mempunyai seorang anak. Anak menjadikan hubungan suami istri dalam suatu keluarga menjadi lebih erat dengan cinta kasih yang di bawa oleh sang anak. Bagaimana anak dilahirkan tanpa seorang ayah yang sah, maka anak tersebut akan mengalami penderitaan yang seharusnya tidak pantas ia yang merasakan. Seorang anak juga dapat memberikan kepuasan emosional di antara kedua orang tuanya. Kasih sayang kedua orang tua juga dapat memberikan kepuasan emosional dalam diri sang anak.


g) Kontrol Sosial
Keluarga menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter seorang anak, bagaimana ia akan bersikap dan berperilaku di luar lingkungan keluarganya. Maka kontrol sosial keluarga dalam arti seorang ayah dan seorang ibu sangat berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak akan menjadi generasi penerus pada masa yang akan datang. Maka orang tua yang tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya dalam mendidik anaknya, maka anak tersebut tidak akan berperilaku dengan baik, karena keluarga sebagai suatu wadah pendidikan pertama dalam membentuk karakter anak dalam pergaulannya nanti di lingkungan masyarakat.

3. Bermasyarakat dalam Berbagai Jenis Kehidupan
Dalam kehidupan masyarakat dikenal adanya struktur sosial, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Struktur sosial yaitu tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Sistem sosial merupakan kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (elemen atau komponen), yaitu:
a) Orang dan atau kelompok beserta kegiatannya.
b) Hubungan sosial, termasuk di dalamnya norma-norma, dan nilai-nilai yang mengatur hubungan antar orang atau kelompok tersebut. sistem sosial tercakup nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan perilaku anggota-anggota masyarakat. Dalam sistem sosial pada tingkat-tingkat tertentu selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan membedakan dari lingkungannya.




Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok. Tetapi tidak setiap warga dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial. Berkaitan dengan penempatan individu dalam kelompok sosial, maka individu memiliki kemampuan untuk:
1) Menempatkan diri, dan
2) Ditempatkan oleh orang lain dalam suatu lapisan sosial ekonomi tertentu.
Penempatan seseorang dalam lapisan sosial ekonomi tertentu merupakan pembahasan stratifikasi sosial. Dalam kaitannya dengan stratifikasi sosial, dapat dibagi dalam tiga dimensi, yaitu dimensi kekayaan, dimensi kekuasaan, dan dimensi prestise. Dimensi kekayaan membentuk formasi sosial yang disebut kelas, dimensi kekuasaan membentuk partai, dan dimensi prestise membentuk status (Suratman dkk, 2013).




















BAB IV
MANUSIA DAN PERADABAN

A. Hakikat Peradaban

Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alatalat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Koentjaraningrat (1990) berusaha memberikan penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsure dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species.
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kehidupan di lembah sungai Nil masa itu kita sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungai Nil sebab mereka telah memiliki organisasi social, kebudayaan, dan cara berkehidupan yang sudah maju bila disbanding dengan bangsa lain.
Keajaiban dunia yang dikenal saat ini antara lain :
1. Piramida di Mesir merupakan makam raja-raja Mesir kuno.
2. Taman gantung di Babylonia.
3. Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km di RRC.
4. Menara Pisa di Italia.
5. Menara Eiffel di Paris.
6. Candi Borobudur di Indonesia.
7. Taj Mahal di India.
8. Patung Zeus yang tingginya 14 m da seluruhnya terbuat dari emas.
9. Kuil Artemis merupakan kuil yang terbesar di Yunani.
10. Mausoleum Halicarnacus, kuburan yang dibangun oleh Ratu Artemisia untuk mengenang
suaminya Raja Maulosus dari Carla.
11. Colossus, yaitu patung perungu dewa matahari dari rhodes.
12. Pharos, yaitu patung yang tingginya hingga 130 m dari alexsandria.
13. Gedung parlemen di inggris di london.
14. Kabah di saudi arabia.
15. Colossum di Roma italia.
Selah satu ciri yang penting dalam devenisi peradaban adalab berbudaya. Yang dalam bahasa ingris disebut Cultured. Orang yang cultured adalah yang juga lettered dalam hal ini tidak sekedar hanya bisa membaca dan menulis hal yang sederhana.

B. Manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab
Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusi yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal) Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi karkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani. Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah datao answar ibrahim(mantan wakil perdana mentri malaysia)yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagaia istilah lain dari civil society. Nurcholish madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan berbagai istilh antara lain :
1. Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan
society artinya masyarakat.
2. Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban, ini merupakan
terjemahan dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat
yang tidak beradab(uncivilzet society)
3. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata
madinah, kota tempat kelahiran nabi muhamad saw. Madinah berasal dari kata madaniyah
yang berati peradaban
4. Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota. Dal ini dikarnakan
madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengigakan kita kepada polis dizaman
yunani kuno . masyarakat kota sebagai model masyarakat beradab.
5. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan. Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negara Nurcholis majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkadaban memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan (selfgenerating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
C. Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan
berkeseimbangan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi kebudayan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budidaya atau akal pikitan dalam menghadapitantanganhidup dari waktu atau kewaktu. Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarak (masa manusia
telah mengenal tulisan) Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu :
1. Penemuan roda untuk transportasi
Pada mulanya, roda hanya digunakan untuk mengangkat barang berat diatas batang pohom.
2. Bahasa
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada
3. orang lain.
Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejah, yaitu
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (palaeolitikum), zaman batu tengah/ madya (mesolitikum), dan zaman batu baru.
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas :
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan,meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut ( tradisi Epipaleolitik).
b. Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan megalitik.
c. Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semituang perunggu dan tradisi smituang besi.
Pendapat lain membagi periode praperadaban manusia kedalam empat bagian, yaitu
prapalaeolitik, palaeolitik,neolitik dan era perunggu.manusia tidak lagi sekedar homo yang hanya menginginkan makanan.manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakan. Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di indonesia, R.Soekmono (1973), membagi menjadi empat masa yaitu :


1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 Masehi.
2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dngan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengan akhir abad ke-19.
4. Zaman baru / Modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat ( Eropa) dan teknik Moder kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.
Perdaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan kerakter yang khas pada tahab tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tinkat ilmu pengatahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Lahirnya peradaban barat dieropa dimulai dengan adanya revolusi pemikiran. Masyarakat adab ingin keluar dari abad gelap (dart ages) mulai renaissance. Melalui revolusi pemikiran inilah lahir sains danteknologi. Penemuan lompas maknetik menyebabkan kapal laut dapat melintasi lautan atlantik dan akhirnya menemukan amerika. Peradaban kuno dilembah sungai nil tidak hanya menghasilkan kemajuan dibidang teknologi, tetapi jaga bidang sosial, misalnya dalam mata pencaharian hidup. Hasil pertanian mesir adalah gndum, sekoi atau jamaut, dan selai yaitu padi-padian yang biji atau buahnyakeras seperti jagung. Peranan sungai nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-prahu dagang yang melintasi sungai nil. Masyarakat mesir mula-mula\ mambuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 29 ½ hari. Merka menghitung 1 thn 12 bulan, 1 blan sebanyak 30 hari dan lamanya setahun adalah hari, yaiutu 12 x 30 lalu ditambahkan 5 hari. Penghitungan ini samadengan kelander yang kita gunakan sekarang yang disebut tahun syamsiah ( sistem solar ). Sedangkan dalam hal budaya tulis, masyarakat mesir mengenal bentuk
tulisan yang disebut hieroglif bentuk gambar. Tulisan hieroglif ditemukan didinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus. Tulisan hieroglif berkembang menjadi lebih sederhana yang kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotik. Demotik adalah tulisan rakyat yang digunakan untuk urusan keduniyawian, misalnya jual beli. Secara kebetulan, pada waktu napaleon menyerbu mesir pada tahun 1799, salah satu anggota pasukannya menemuka sebuah batu besar bewarna hitam didaerah rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan batu rosetta yang memuat inskripsi dan tiga bahasa. Pada tahun 1822, J.F. champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu hierogrif, demotik dan yunaini. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi. Hurup yang dipakai dalam prasasti yang ditemukan sejak tahun 400 m adalah hurup pallawan dalam bahasa sagsekerta.

D. Dinamika peradaban gelobal
Menurut arnold y. toynbee seorang sejaraan asal inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan dengan teori challenge end respons. Peradaban itu lahir sebagai nrespons (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaglukan, dan mengola alam sebagai tantangan (chalenge) guna mencakup kebutuhan dan melestarikan kelansungan hidupnya. Alvin toffler menganalisis agar meningkatkan efesiensi dan pembaharuan dan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya the third wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini mengalami tiga gelombang yaitu :
a. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 sm-1500 m
b. Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 m-1970 m
c. Gelombang III, peradaban teknologi informasi berlangsung mulai 1970 m-sekarang
Gelombang pertama (the first wave) gelombang kedua adalah revolusi industri terutama di dunia barat yang dimulai dengan revolusi industri yaitu kira-kira tahun 1700 m-1970m. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712, gelombang ketiga merupakan refolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologo informasi yang memudahkan manusia untuk mempermudah manusia berkomunikasi dalam berbagai bidang, gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang :
a. Komunikasi dan data prosesing
b. Penerbangan dan angksa laut
c. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbaharui
d. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, komunikasi dan
transportasi.



1. Pengaruh globalisasi
Globalisai sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Pangaruh globalisasi terhadap ideologo dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi iliberal dalam parpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai dengan menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Pengaruh globalisai terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai peradaban lain.
2. Efek globalisai bagi indonesia
Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia. Globalisasi
telah memberi pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Proses saling memegaruhi sesunguhnya adalah gejala yang wajar dalam intraksi anratmasyrakat. Pengaruhtersebutselamanya mempunyai dua sisi , yaitu sisi negatif dan positif.
Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut.
a. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.
b. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk berhubungandengan manusia lain.
c. Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efisiensi.
Adapun aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut.
a. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
b. Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin membesar.
c. Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan individual yang menggeser nilai-nilai masyrakat.
d. Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.





3. Sikap terhadap Globalisasi
Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respon atau tanggapan yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Sebagai bangsa menyambutpositif globalisasi karena dianggap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusi.
b. Sebagai masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat trannasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya.
c. Sebagian yang lain tetap menerimaglobalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan teknologi.
























BAB V
MANUSIA KERAGAMAN DAN KESETARAAN

A. Keragaman.
Hekekat manusia sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial, makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia salah satu sebab timbulnya keragaman manusia. Masyarakat juga beraneka- ragam bila dilihat dari kesukuannya, rasnya, golongannya, afiliasi politiknya, umurnya, tempat tinggalnya/wilayah, jenis kelamin, profesi dan lain sebagainya. Keseragaman memiliki makna perlunya kesetaraan, kesederajatan sesama manusia, sesama kelompok yang beranekaragam tersebut. Kesetaraan dan kesederajatan berimplikasi pada pengakuan dan jaminan yang sama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itupula perlunya penjelasan adanya kewajiban yang harus dipatuhi, untuk mendapatkan setiap haknya, serta kebersamaan untuk selalu mematuhi setiap norma, nilai dan tertib sosial yang ada dan berlaku bagi kehidupan bersama. Keragaman, berasal dari kata ragam, dalam kamus bahasa Indonesia, “Ragam” berarti:
1. Sikap, tingkah laku, cara.
2. Macam, jenis.
3. Musik, lagu, langgam.
4. Warna, corak.
5. Laras (tata bahasa).
Bila kita ambil salah satu dari yang diatas, (2) maka diambil kesimpulan Keragaman menunjukkan adanya banyak macam ,banyak jenis. Keragaman yang dimaksud adalah, manusia sebagai makhluk priibadi/individu dimana setiap individu memiliki ciri khas sedniri (sifat pribadi), watak, kelakuan, temperamen, hasrat yang masing-masing memiliki keunikan dan beragam. Disamping itu keragaman terbentuk dari manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan dalam hidupnya misalnya ras, suku, agama budaya, ekonomi, sosial, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, propesi dan lain sebagainya. (unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat). Keragaman dari hakikat manusia sebagai makhluk individu, dan manusia sebagai makhluk sosial adalah hal yang ada dalam kehidupan masyarakat, yang tidak dapat dipungkirin, dihindari.
B. Kesetaraan Atau Kesederajatan Manusia
Untuk topik kesetaraan manusia ini, kita melihatnya dari hakekat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Paling Mulia dari semua makhluk ciptaan Tuhan. Kesetaraan berasal dari kata “setara / sederajat” , Menurut kamus besar bahasa Indonesia sederajat artinya sama tingkatan (kedudukan, Pangkat). Melihat arti tersebut maka yang dimaksud dengan kesetaraan/kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama (tidak ada yang lebih tinggi, lebih renda antara yang satu dengan yang lain). Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama dihadapan Tuhan, semua kedudukan manusia sama derajatnya, kedudukan/tingkatannya, yang membedakan manusia nantinya adalah Ketakwaannya terhadap Tuhan. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia, sehingga perlu adanya jaminan akan hak-hak setiap manusia. Dilihat dari hakekat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang berdampak lahirnya keragaman dan perbedaan-perbedaan maka untuk kesetaran (hakekat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia), mereka memiliki dan diakui akan kedudukan, kewajiban, hak yang sama sebagai sesama manusia baik dalam kehidupan pribadi, maupun bermasyarakat (makhluk sosial), terlebih lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia adalah negara hukum, Indonesia adalah negara Demokrasi, masyarakat Indonesia adalah Religi dan Toleransi. Kesetaraan atau kesederajatan menunjuk pada adanya persamaan kedudukan, hak dan kewajiban sebagai manusia. Sebagai warga negara Indonesia memiliki persamaan kedudukan dan hak, kewajiban yang sama yang dijamin oleh UUD 1945 pasal 27 ayat 1. “Segala warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Dalam negara Demokrasi diakui dan dijamin persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, hal ini merupakan salah satu ciri dari negara Demokrasi. Persamaan kedudukan dalam bidang hukum, politik, ekonomi sosial dan budaya. Persamaan dalam bidang Politik, memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk dipilih dan memilih, menjadi pejabat politik, membentuk partai politik (Berserikat dan berkumpul). Dalam bidang hukum, mengharuskan setiap warganegara diperlakukan secara adil, tanpa melihat setiap latarbelakanya, karena hukum tidak membeda-bedakan orang dalam mendapatkan hak dan kewajibannya dibidang hukum. Persamaan dalam bidang ekonomi, ialah setiap warga negara mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi. Dinegara Indonesia pakirmiskin , anak terlantar dipelihara oleh negara. Dalam negara Demokrasi Ekonomi, upaya mensejahterakan masyarakat dilakukan secara adil dan merata. Persamaan dalam bidang sosial, berarti setiap warganegara memiliki kesempatan, hak, serta pelayanan yang sama dari pemerintah, kebebasan beribadah, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, seni dan iptek. Kesempatan yang sama bagi semua warganegara, dalam berbagai bidang kehidupan berlaku tanpa membedakan unsur-unsur primordial (suku, agama, adat, budaya,daerah dan sebagainya).
Indikator Kesederajatan :
1. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan.
2. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
3. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.
Problem yang terjadi dalam kehidupan masyarakat pada umumnya ialah munculnya sikap dan prilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, kewajiban dan hak sesama manusia, maupun sesama warganegara. Prilaku yang membeda-bedakan orang dikenal dengan sebutan Diskriminasi.
C. Diskriminasi.
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang, kelompok, yang berdasarkan ras, agama, suku, kelompok, golongan, status sosial, kelas sosial, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, orientasi sexsual, pandangan idiologi dan politik, batas negara serta kebangsaan seseorang. (Elly. M Setiadi dkk 2006).
Diskriminasi menurut UU no 39 tahun 1999 tentang HAM, menyatakan bahwa Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainya. Diskriminasi bertolak belakang dengan prinsip kesetaraan. Diskriminasi merupakan salah satu contoh dari pelanggaran hak asasi manusia.
D. Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Budaya.
Indonesia adalah negara kepulawan, masyaraktnya agraris dan maritim, kita lihat dari dua hal ini maka manusia di Inonesia adalah beranekaragam. Keragaman yang ada dalam kehidupan sosial melahirkan suatu kemajemukan masyarakat. Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis Usman Pelly (1989) membuat kategori masyarakat majemuk dalam suatu kota kedalam dua hal yakni “pembelahan horizontal”, dan “pembelahan vertikal”. Secara horizontal masyarakat majemuk tersebut dikelompokkan berdasarkan:
1. Etnik dan ras atau asal usul keturunan.
2. Bahasa daerah.
3. Adat istiadat atau perilaku.
4. Agama.
5. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.
Secara Vertikal masyarakat majemuk tersebut dikelompokkan berdasarkan:
1. Penghasilan atau ekonomi.
2. Pendidikan.
3. Pemukiman.
4. Pekerjaan.
5. Kedudukan sosial Politik.
Hal diatas merupakan unsur-unsur yang mempengaruhi keragaman masyarakat (kemajemukan masyarakat), dimana Kemajemukan masyarakat/keragaman masyarakat dapat terjadi karena unsur-unsur ras, etnik, agama, pekerjaan(profesi), penghasilan, pendidikan dan sebagainya.


E. R A S.
Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia yakni” Razza”. Istilah ras pertama diperkenalkan oleh Franqois Bernier, antropolog Prancis untuk mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu yang lain menetapkan hierarki manusia berdasarakan karakteristik fisik atau biologis. Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokan dalam berbagai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk, wajah, rambut, tinggi badan, warna kulit, mata, hidung, dan karakteristik fisik lainnya. Jadi ras adalah perbedaan manusia menurut atau berdasarkan ciri fisik biologis. Ciri utama pembedaan antar ras antara lain, ciri alamiah rambut pada badan, warna alamiah rambut, kulit dan iris mata, bentuk lipatan penutup mata, bentuk hidung serta bibir ,bentuk kepala dan muka, ukuran tinggi badan. Contoh ras melayu, secara umum bercirikan kulit sawo matang, rambut ikal, bola matanya hitam, dan perawakan badanya sedang. Ras negra bercirikan kulit hitam dan berambut keriting. Ciri ciri yang menjadi identitas dari ras bersifat objektif atau somantik, dan secara biologis konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakterisrik seseorang ataupun kelompok orang kedalam suatu kelompok tertentu yang secara genetik memiliki kesamaan Fisik, Seperti Warna Kulit, Mata, Rambut, Hidung, atau Potongan wajah (hanya tampilan luar)
Didunia ada tiga ras besar yakni:
1. Ras Kau kasoid
2. Ras Negroid
3. Ras Mongoloid.
Masyarakat Indonesia , di Indonesia bagian barat Ras Mongoloid Melayu, di bagain Indonesia lainnya ada Ras Melanesia (dipapua).





F. ETNIK ATAU SUKU BANGSA
Menurut Koentjaraningrat (1990) ,suku bangsa sebagai kelompok sosial atau kesatuan hidup manusia yang memiliki sistem interaksi, yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri. Menurut F. Baart (1988), etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang sebagaian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya , membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan sediri ciri kelompok yang diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain. Dari pendapat ini dapat kita lihat identitas kesukubangsaan dilihat dari unsur-unsur suku bangsa bawaan seperti kelahiran atau hubungan darah, kesamaan bahasa, kesamaan adat-istiadat, religi atau kepercayaan, kesamaan mitologi, kesamaan totemisme
G. Kemajemukan Masyarakat Indonesia.
Berdasarkan klasifikasi etnik masyarakat Indonesia adalah Heterogen, atau bangsa yang Majemuk yang cukup banyak lebih kurang sampai 400 etnik, kemajemukan yang disebabkan oleh etnik, ras,suku, agama, golongan, tingkat ekonomi dan gender. Beragamnya etnik di Indonesia menyebabkan keragaman Budaya dan Tradisi, kepercayaan dan pranata kebudayaan lainnya karena setiap etnik pada dasarnya menghasilkan Kebudayaan, sehingga masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang Multikultur, artinya memiliki banyak Budaya. Masyarakat Indonesia yang majemuk tersebut tersebar diseluruh wilayah Indonesia, yang memiliki ciri dan karakter masing-masing. Etnik atau suku merupakan salah satu identitas sosial budaya seseorang yang secara harafia dapat dikenali dari bahasanya, tradisi, budaya, keyakinannya/kepercayaannya dan pranatanya berasal dari mana ia. Sekelompok orang dapat diketahui asalnya dari mana, di dengar dari penggunaan/dialek bahasanya walaupun dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kemajemukan masyarakat Indonesia merupakan sesuatu yang harus disyukuri, dan dapat dijadikan suatu kekuatan yang besar untuk mendorong kemajuan bangsa. Selain majemuk, karakteristik masyarakat Indonesia dapat dilihat dari Jumlah sumber daya manusianya yang banyak yang tersebar diseluruh Indonesia (dari sabang sampai merauke) ,Wilayah yang luas, Letak wilayahnya (berada diposisi silang), sumberdaya alamya yang kaya dan luas dan sebagainya. Dalam perkembangannya, identitas sosial budaya seseorang saat ini tidak saja dilihat/ditentukan dari etniknya saja tetapi Identitas seseorang mungkin ditentukan dari golongan ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan, profesinya dan lain sebagainya. Identitas etnik lama-kelamaan hilang disebabkan adanya perkawinan campur/antar suku, mobilitas yang tinggi.
H. Problematika Keragaman dan Kesetaraan Serta Solusinya Dalam Kehidupan.
Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan dan kekuatan, modal dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keragaman masyarakat Indonesia yang TOLERANSI merupan salah satu ciri khas yang dapat dibanggakan , membedakanya dengan bangsa lain. Keragaman menciptakan keunikan, keindahan, kebanggaan sebagainya harus dipelihara, diupayakan agar jangan menjadi sesuatu yang menyebabkan perpecahan, karena dalam masyarakat yang beragam sering terjadi timpang tindi kepentingan, yang dapat menimbulkan salah paham Menurut, Elly M. Setiadi (2006), dalam masyarakat yang beranekaragam, sering terjadi: Segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda.
1. Struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
2. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
3. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
4. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
5. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.
Dari uraian diatas dapat kita lihat, bahwa dalam masyarakat yang beragam memiliki peluang untuk terjadi perpecahan( besar kemungkinan terjadi konflik), potensi konflik ini dapat memperlambat kemajuan dalam masyarakat, menghambat pembangunan bangsa Indonesia yang multikultural. Oleh karena itu, keragaman adalah salah satu modal besar, sekaligus potensi konflik.
Untuk (meminimalisasi pertentangan dalam masyarakat yang beragam), menghindari terjadinya konflik dalam masyarakat yang beragam perlu adanya :
a. Pemahaman yang mendasar tentang kemajemukan masyarakat.
b. Menghormati, menghargai, menegakkan prinsip kesetaraan/kesederajatan.
c. Membangun komunikasi antar budaya daerah, toleransi.
d. Hilangkan sikap etnosentrisme stereotip, buruk sangka, rasismi, diskriminasi dan budayakan cara perpikir positif.
e. Semangat religius, nasionalisme, pluralisme (keanekaragaman), humanisme (kemanusiaan) Penyakit budaya yang harus dihindarkan :
1. Etnosentrisme, sikap yang menilai norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang mutlak serta menggunakannya sebagai tolak ukur kebudayaan lain (menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan ukuran/standar budayanya sendiri.
2. Stereotip adalah pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain (keyakinan seseorang untuk menggeneralisasikan sifat-sifat tertentuyang cenderung negatif bahkan merendahkan, tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman tertentu). Sikap Stereotip negatif membuat seseorang tidak berpikir logis dan objektif.
3. Rasisme, suatu sikap yang anti terhadap ras lain.
4. Diskriminasi, merupakan tindakan yang membeda-bedakan, antara satu kelompok dengan kelompok lain dan kelompoknya.
5. Scape goating, sikap mencari kamping hitam.










BAB VI
MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM

A. Manusia
MANUSIA, dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan nilai. Kita mengatakan bahwa seseorang itu baik, lukisan itu indah dan sebagainya, itu berarti manusia memberi penilaian terhadap suatu objek. Baik, Indah, adil, cantik, anggun dan sebagainya adalah contoh nilai. Nilai itu ada atau riil dalam kehidupan manusia, contoh manusia mengakui adanya keindahan, tetapi keindahan sebagai nilai itu abstrak/ tidak dapat diindra, yang diindra adalah objek yang memiliki nilai keindahan tersebut. Nilai merupakan sesuatu yang diharapkan (das solen) oleh manusia, misalnya, manusia mengharapkan keadilan, keadilan sebagai nilai adalah normatif.
Nilai, menurut kamus besar bahasa Indonesia ;
1. Harga, taksiran harga.
2. Harga, uang dibandingkan dengan harga uang lain.
3. Angka, Kepandaian.
4. Banyak, sedikit, isi.
5. Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
6. Sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.

Menurut kamus Poerwodarminto nilai diartikan, harga dalam arti taksiran, misalnya emas, harga sesuatu misalnya uang, angka, skor, kadar, mutu, sifat-sifat atau hal penting bagi manusia. Menurut Bambang Daroeso, nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Dengan ciri Nilai itu sesuatu yang abstrak, tidak dapat ditangkap oleh panca indra, tetapi ada Nilai itu normatif, yang seharusnya, ideal, sebaiknya, diinginkan, Nilai itu sebagai motivator. Menurut Darji Darmodiharjo, nilai adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik lahir maupun batin

Klasifikasi nilai menurut Prof, Drs. Notonegoro SH.
1. Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
2. Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan.
3. Nilai kerohanian.
Nilai itu objek, Nilai itu Subjek, tergantung dari Subjek (manusia) yang memberi nilai. Nilai itu Objektif , ada pada setiap sesuatu,( segala sesuatu ada nilainya dan berguna bagi manusia), ini menurut aliran Idealisme Nilai itu Subjek, tergantung pada manusia, barang atau objek, terletak pada subjek yang menilainya, misalnya air lebih bernilai dari emas, bagi orang yang kehausan dipadang gurun, tanah lebih bernilai bagi petani, gunung bernilai bagi pelukis (sebagi inspirasi). Nilai ditentukan oleh Subjek yang menilai, dan objek yang dinilai. Dalam kehidupan manusia, banyak sekali nilai yang melingkupi dirinya. Sesuatu dianggap bernilai apabila memiliki sifat
1. Menyenangkan (peasent).
2. Berguna (useful)/
3. Memuaskan (satisfying).
4. Menguntungkan (profitable).
5. Menarik ( interesting).
6. Keyakinan (belief).

B. Moral.

Moral Dalam bahasa Latin “Mores” yang artinya adat kebiasaan. Sinonimnya kata mores, mos, moris, manner mores atau manners, morals. Kata moral dalam bahasa Indonesia berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin, hati nurani, yang dijadikan patokan dalam kehidupan. Dalam bahasa Yunani, kata moral sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis, etika adalah ajaran tentang baik, buruk, yang dapat diterima oleh masyarakat secara umum, tentang sikap, perbuatan, kewajiban dan lain sebagainya. Nilai etik/etika adalah nilai tentang baik-buruk yang berkaitan dengan prilaku manusia. Nilai etik adalah nilai moral, moral yang dimaksud adalah nilai moral sebagai bagian dari nilai. Kita juga mengenal adanya nilai estetika, yakni nilai yang berhubungan dengan Keindahan, penampilan fisik, dan keserasian. (Nilai etik/moral berhubungan dengan prilaku manusia, nilai estetika berhubungan dengan penampilan) Dari uraian diatas dapat kita simpulkan, bahwa istilah moral dapat kita samakan dengan istilah etika, etik, akhlak, kesusilaan, dan budi pekerti. Dalam hubungannya dengan nilai,


Moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai moral. (tidak semua nilai adalah nilai moral). Nilai moral berhubungan dengan prilaku manusia tentang baik, buruk, yang ada dan berlaku dalam masyarakat secara umum. Secara sederhana menurut Filsafat nilai terdiri dari:
1. Nilai logika, yakni nilai tentang benar – salah.
2. Nilai etika, yakni nilai tentang baik – buruk.
3. Nilai estetika, yakni nilai tentang indah – jelek.

Dalam setiap kehidupan manusia sangat diperlukan yang namanya “Nilai”, sebab nilai bersifat normatif dan menjadi suatu motivator tindakan manusia. Tetapi dalam kenyataanya nilai belum secara praktis sebagai penuntun prilaku manusia. Hal ini karena nilai tersebut masih bersifat aabstrak sehingga membutuhkan konkretisasi dari nilai itu sendiri. Misalnya manusia dalam kehidupan rohaninya (keyakinanya) membutuhkankeselamatan, apa yang harus dilakukan oleh manusia tersebut agar ia selamat?. Untuk mewujudkan keselamatan tersebut maka diperlukan semacam atauran atau tuntunan prilaku yang dapat membentuk, mengarahkan manusia tersebut ke tujuan keselamatan tersebut. Dari uraian diatas dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa nilai belum berfungsi praksis bagi manusia. Nilai tersebut perlu dikonkretisasikan, diwujudkan ke dalam suatu Norma (kaidah) . Nilai yang bessifat normatif dan berfungsi sebagai motivator dalam tindakan manusia harus terlebih dahulu diimplementasikan dalam bentuk norma. Dalam hal ini Norma merupakan konkretisasi dari nilai. Norma adalah perwujudan dari nilai. Setiap Norma pasti terkandung didalamnya suatu nilai, nilai menjadi sumber suatu norma, oleh karena itu untuk mewujudkan suatu nilai yang berjalan dalam kehidupan manusia, Norma harus dibuat. Misalnya, Untuk mewujudkan nilai kebersihan, maka dibuatlah norma buanglah sampah pada tempatnya, atau dilarang membung sampah sembarangan. Dengan menjalankan norma tersebut maka kebersihan sebagai nilai dapat terwujud. Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku dikehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini dapat menjadi lebih baik. Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, kriteria, atau syarat yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat didalam berbuat, bertingkahlaku, sehingga terbentuk suatu masyarkat yang tertib, teratur, dan aman.Norma juga dijadikan suatu tolak ukur dalam mengevaluasi suatu perbuatan seseorang dalam kehidupanya dalam masyarakat. Biasanya norma berpasangan dengan sanksi, yakni suatu tindakan buat seseorang yang melanggar Norma.
Tindakan yang diberikan kepada seseorang tersebut sebagai akibat dari pelanggaran yang dilakukanya harus di lakukan, hal merupakan suatu bukti pertanggung jawabaannya.
Jenis-jenis Norma:
1. Norma agama.
2. Norma kesusilaan.
3. Norma Kesopanan.
4. Norma Hukum. Dan sebagainya.
Lahirnya norma hukum ini, dikarenakan norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan sanksi belum dapat memuaskan, melindungi, dan mewujudkan ketertiban dalam kehidupan masyarakat. Biasanya norma hukum bersumber dari suatu lembaga yang resmi dan berwewenang (negara). Biasanya norma hukum dibarengin dengan sanksi pidana atau pemaksaan secara fisik, yang dilakukan oleh aparat negara. Norma hukum ini perlu dipaksakan pelaksanaanya, agar setiap orang menaati peraturan hidup yang berlaku dalam kehidupan bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini bertujuan untuk menciptakan ketentraman dalam kehidupan manusia.
C. Keadilan
Keadilan merupakan hal penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengertian Keadilan.
1. Keadilan berarti menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah, (menempatkan sesuatu pada tempatnya).
2. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keadilan berarti (sifat, perbuatan, perlakuan) yang adil. Keadilan berarti prilaku atau perbuatan yang dalam pelaksanaanya memberikan kepada pihak lain sesuatu yang semestinya harus diterimanya.
3. Frans Magnis Susena dalam buku etika politik mengatakan bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana semua orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama.
4. W.J.S. Poerwodarminto, keadilan berarti tidak berat sebelah, sepatutnya, tidak sewenang-wenang.
Jenis Keadilan menurut Aristoteles :
a. Keadilan Komutatif, ialah keadilan yang memberikan kepada setiap orang sama banyaknya, tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang telah diberikan .
b. Keadilan distributif ialah keadilan yang memberikan hak/jata kepada setiap orang menurut jasa-jasa yang telah diberikan (pembagian yang sama berdasarkan perbandingan).
c. Keadilan legal/keadilan moral, ialah keadilan yang mengikuti penyesuaian atau pemberian tempat seseorang dalam masyarakat sesuai dengan kemampuannya, dan yang dianggap sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan.
Miriam Boediardjo (1982), meletakan keadilan sebagai salah satu perinsip dalam tujuan satu negara , yaitu keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan umum dan kebebasan. Keadilan di Indonesia:
1. Salah satu tujuan dari negara Indonesia adalah, terpenuhinya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. (pembukaan UUD 1945, Pancasila).
2. Sila ke dua, Pancasila, “ Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
3. Sila ke lima, “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
4. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945, bahwa segalah warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan.
Sesuai dengan sila ke lima pada Pancasila maka keadilan yang ingin diwujudkan di Indonesia adalah:
a. Keadilan distributif.
b. Keadilan legal (bertaat).
c. Keadilan Komutatif.

D. Hukum
Bertujuan menjamin kepastian hukum dalam masyarakat, yang bersendikan rasa keadilan. Agar tujuan kaidah hukum dapat terwujud sesuai dengan harapan seluruh masyarakat, negara, maka harus ada kepatuhan terhadap kaidah hukum tersebut Sikap positif terhadap hukum, menunjukkan kesadaran hukum yang tinggi dari warganegara. Kesadaran hukum merupakan pandangan yang hidup dalam masyarakat tentang apa itu hukum, sehingga dengan demikian menyebabkan setiap orang dapat memisahkan antara prilaku yang sesuai dengan prilaku yang tidak sesuai/menyimpang.
Fungsi Hukum dalam masyarakat:
1. Sebagai alat pengatur tertib hubungan masyarakat.
2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial.
3. Sebagai penggerak pembangunan.
4. Fungsi kritis hukum (petugas hukum, penegak hukum).


Teori tujuan hukum:
a. Teori etis, mendasarkan pada etika, hukum bertujuan untuk semata-mata mencapai keadilan, memberi kepada setiap orang apa yang menjadi haknya.
b. Teori utilities, hukum bertujuan untuk memberikan faedah bagi sebanyak-banyak orang dalam masyarakat. (tujuanya memberikan kebahagiaan).
c. Teori campuran, tujuan pokok hukum adalah ketertiban, (ketertiban syarat mutlak bagi masyarakat).

Faktor-faktor penyebab para anggota masyarakat mematuhi hukum, menerut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H.
1. Kepentingan-kepentingan para anggota masyarakat yang terlindungi oleh hukum.
2. Pemenuhan keinginan, Complience.
3. Identifikasi, keinginan untuk memelihara hubungan baik terhadap sesama.
4. Internalisasi, adanya penjiwaan dan kesadaran dari masing-masing.

E. MORAL
Moral, adalah salah satu bagian dari nilai, yakni nilai moral. Moral berkaitan dengan nilai, baik- buruk perbuatan manusia. Tindakan yang bermoral adalah tindakan manusia, yang dilakukan secara sadar,yang sesuai dengan nilai-nilai, aturan yang ada, dimana tindakan tersebut menjunjung tinggi nilai pribadi dari manusia. Nilai moral diwujudkan dalam norma moral, Norma moral, norma kesusilaan, atau disebut juga norma etik adalah peraturan kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan merupakan perwujudan niali-nilai moral yang mengikat manusia. Prilaku yang baik adalah prilaku yang sesuai dengan norma-norma moral, sedangkan prilaku yang buruk berarti tidak sesuai dengan nilai-nilai moral atau bertentangan.






Perbedaan Norma moral, Norma hukum
Norma moral Norma hukum
Berdasarkan hukum alam Berdasarkan yuridis dan konsensus.
Berasal dari dalam diri. Bersifat heteronomi(datang dari luar diri)
Tidak dipaksa. Hukum dilaksanakan secara paksa dan lahiriah
Sanksinya bersifat batinia. Sanksinya bersifat lahiria.
Mengatur prilaku manusia sebagai manusia Mengatur tertib hidup dalam masyarakat bernegara
Secara relatif, tidak bergantung pada waktu dan tempat. Bergantung pada tempat dan waktu.

Hukum harus merupakan perwujudan dari moralitas Pelanggaran norma moral merupakan suatu pelanggaran etik, sedangkan pelanggaran terhdap norma hukum merupakan pelanggaran hukum. Rangkaian norma moral yang terhimpun disebut kode etik. Kode etik merupakan bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada. Kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalagunaan keahlian.














BAB VII
MANUSIA SAINS TEKNOLOGI DAN SENI

A. Makna Manusia, Sains, Teknologi dan Seni
a. Manusia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akal juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung, dan berkreasi sehingga kerja sama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
b. Sains
Menurut P. Medawar sains dalam istilah Inggris berarti science, berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ilmu pengetahuan. Pengertian pengetahuan adalah sebagai istilah filsafat yang tidak sederhana dan mudah dipahami secara umum karena memilikibermacam-macam pandangan serta teori yang melingkupi makna pengetahuan tersebut. Diantaranya pandangan Aristoteles yang berpandangan bahwa pengetahuan merupakan sesuatu yang dapat ditangkap melalui indera. Sedangkan menurut Bacon dan David Home, pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Tetapi tidak semua ilmu boleh dikatakan sains. Ilmu pengetahuan (sains) yang sesungguhnya adalah ilmu yang dapat diuji kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan yang ada, sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut bisa dipercayai melalui percobaan secara teori. Permasalahan yang timbul dalam bidang ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan sebagai dasar langkah berkelanjutan. Ilmu pengetahuan mencakup ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Sains memberikan penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan itu. Proses mencari kebenaran serta mencari jawaban atas persoalan-persoalan secara sistematik dinamakan pendekatan saintifik dan itu menjadi landasan perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting dalam peradaban manusia.
2.1.3. Teknologi
Teknologi berasal dari kata techne dan logia, kata Yunani Kuno techne berarti seni kerajinan. Dari kata techne, kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti orang yang memiliki keahlian tertentu. Dengan perkembangan keterampilan tersebut menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti. Sehingga keterampilan tersebut menjadi teknik. Diungkapkan Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul The Technological Society tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meski arti dan maksudnya sama. Teknologi memperlihatkan fenomena dalam masyarakat sebagai hal inpersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Batasan ini bukan dalam bentuk teoritis, melainkan perolehan aktivitas masing-masing dan observasi fakta dari apa yang disebut manusia modern dengan perlengkapan tekniknya. Jadi teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode, dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.
Dalam kepustakaan, teknologi memiliki berbagai ragam pendapat yang menyatakan teknologi adalah transformasi kebutuhan (perubaan bentuk dari alam). Teknologi adalah kenyataan yang diperoleh dari dunia ide. Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga mencakup teknologi sosial terutama teknologi sosial pembangunan sehingga teknologi itu menjadi metode sistematis untuk mencapai tujuan insani. Sedangkan teknologi dalam makna subyektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan. Jadi secara umum, teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
2.1.4. Seni
Menurut Janet Woll seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut Kamus B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dll), seni dapat berupa seni rupa, seni musik dll. Menurut bahasa ”seni” berarti indah, tetapi menurut istilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu aktiviti.
Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran.
Seni juga merupakan segi batin masyarakat yang juga berfungsi sebagai jembatan penghubung antar kebudayaan yang beraneka ragam. Karya seni selalu bersifat sosial karena kehadirannya menggambarkan masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis dan agung. Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktivitas penting masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif.
2.2. Peranan Sains, Teknologi, dan Seni bagi Kehidupan Manusia
2.2.1. Peran Terhadap Kebutuhan Pokok
 Sandang : Salah satu contoh adalah manusia menemukan cara untuk memintal benang sehingga dihasilkan sehelai kain dan pada saat ini telah ditemukan mesin pintal modern yang dapat memproduksi kain dalam jumlah besar dalam waktu yang relativ singkat dengan berbagai variasi warna dan corak.
 Pangan : Dibidang pangan saat ini, manusia mampu mendapatkan pangan yang lebih cepat dengan mempersingkat waktu panen. Ditemukan pula pestisida sebagai pembasmi hama penyerang tanaman. Sedangkan pada bidang kelautan terdapat alat bernama up welling untuk mendeteksi ikan yang akan ditangkap.
 Papan : Untuk memenuhi kebutuhan pemukiman, saat ini dijumpai gedung-gedung bertingkat yang membutuhkan pondasi kuat dari beton untuk dapat menopang dan menahan berat.
2.2.2. Peran Terhadap Peningkatan Kesehatan
Saat ini ketika ada orang yang organ tubuhnya sudah tidak dapat berfungsi lagi, maka upaya cangkok mata, cangkok hati, cangkok ginjal bukan lagi menjadi hal yang aneh. Bahkan tak jarang pula dilakukan pembuatan organ buatan yaitu alat buatan manusia yang ditanam di dalam tubuh untuk menggantian bagian-bagian yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.
2.2.3. Peran Terhadap Penyediaan Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Dengan kemajuan teknologi, proses pengilangan minyak dan pengolahannya dapat dilakukan lebih efisien. Disamping itu, ditemukannya alat-alat untuk mengolah potensi alam untuk diubah menjadi energi juga semakin banyak. Seperti pemanfaatan air, gelombang laut, angin untuk menggerakkan generator yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi. Disamping itu telah dimanfaatkan pula tenaga matahari sebagai sel surya yang juga menghasilkan energi. Jadi berbagai upaya manusia untuk penyediaan energi meliputi pemanfaatan energi matahari, energi panas bumi, energi angin, energi pasang surut, energi biologis (pemanfaatan sampah) dan energi biomassa.
2.2.4. Peran Terhadap Komunikasi dan Transportasi
Sains dan teknologi telah membawa perubahan yaitu kemdahan, kemakmuran, dan kenyamanan dalam kehidupan. Hal ini meliputi terpenuhinya kebutuhan manusia yang semakin baik yaitu penemuan teknik modern bidang penerbangan, teknik kimia, teknik sipil, teknik listrik, dan teknik mekanik yang menghasilkan bahan-bahan dasar untuk industri, mesin-mesin yang sangat komplek, pesawat terbang yang canggih dan lain sebagainya.
Demikian pula pendayagunaan sumber daya alam menjadi semakin optimal dengan ditemukannya formula pupuk yang tepat yang digunakan tanaman untuk pencegahan dari hama. Serta pengembangan industri pengolahannya.
Transportasi dan kominikasi juga semakin mudah, serta berpengaruh bagi sumber daya manusia adalah semain menaikkan kualitas sumber daya manusia dimana ketrampilan dan kecerdasannya meningkat.
2.3. Manusia sebagai Subyek dan Obyek bagi Sains, Teknologi dan Seni.
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia bebagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat memanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain:
2.3.1. Dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti, traktor, alat pemotong, dan penanam, alat pengolah hasil pertanian, dan alat penyemprot hama. Dengan alat-alat tersebut diharapkan manusia dapat menggunakan waktu dan tenaga lebih efektif dan efisien.
 Produksi pupuk buatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian juga dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan hama lebih berhasil, sehingga produksi pangan dapat ditingkatkan.
 Tenik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan. Dengan teknik pemuliaan yang semakin canggih dapat ditemukan bibit unggul jenis padi VUTW (Variates Unggul Tahan Wereng), kelapa hibrida, ayam ras, ayam broiler, sapi perah dan bermacam-macam jenis unggul lainnya.
 Teknik mutasi buatan dapt menghasilkan buah-buahan dan besar tidak berbiji.
 Teknologi pengolahan pascapanen, seperti pengalengan ikan, buah-buahan, daging, dan teknik pengolahan lainnya.
 Budi daya hewan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan manusia.
2.3.2. Dalam bidang telekomunikasi
Manusia telah menbuat televise, radio, telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia dapat memperoleh informasi dari dari daerah yang sangat jauh, sehingga pengguanaan waktu sangat efisien.
     2.3.3. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat, penggunaan benda radio aktif untuk pengobatan dan mendiagnosis berbagai penyakit, sehingga berbagai penyakit dapat dengan segera disembuhkan. Dan dapat menurunkan angka kematian dan moralitas. Contoh obat yang mengandung unsur radioaktif adalah isoniazid yang mengandung c radioaktif, sangat efektif dan menyembuhkan penyakit TBC.

     2.3.4. Dalam bidang pertahanan dan keamanan
Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayahnya dengan baik.
          2.4. Perkembangan Sains, Teknologi dan Seni.
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
     2.4.1. Problematika Pengembangan Sains, Teknologi, dan Seni
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan man usia makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bantu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru 'membelenggu' perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Akibatnya rasa tanggung jawab sudah pudar terhadap budaya. Masyarakat tidak lagi peduli dengan budayanya. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistem-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan, perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global.
Media elektronik, khususnya TV yang selalu menayangkan kebudayaan luar, hal ini dengan mudah mengubah pola pikir masyarakat khususnya para generasi muda. Mereka cenderung melupakan kebudayaan sendiri dan beralih ke budaya luar.
          2.5. Dampak Positif dan Negative Teknologi
     2.5.1. Bidang Informasi dan komunikasi.
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
1. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
2. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
3. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah, dll.
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
1. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
2. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
3. Kecemasan teknologi Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
     2.5.2. Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
2. Terjadinya industrialisasi
3. Produktifitas dunia industri semakin meningkat Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
4. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
5. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi.
Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain :
1. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
          2.5.3. Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain :
1. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
2. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
3. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
1. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
2. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
           2.5.4. Bidang politik
1. Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
2. Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
3. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.
          2.6. Dampak Penyalahgunaan Sains, Teknologi dan Seni pada Kehidupan Sosial Budaya.
                 Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat.
1. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
2. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
3. Tekanan kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan. Sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras. Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negative pada aspek budaya :
a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
b. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
c. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat, semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
d. Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer.




BAB VIII
MANUSIA DAN LINGKUNGAN.
Dalam Topik ini mahasiswa/i diharapkan memahami arti dan makna “ Manusia dan Lingkungan” Tau pengaruh lingkungan dalam hidupnya, mau memelihara kelestarian lingkungan, meminimalisir dampak kemajuan IPTEK yang dimiliki terhadap lingkungan, dan menyadari bahwa lingkungan bukan saja milik generasi sekarang, tetapi milik generasi yang akan datang.

MANUSIA DAN LINGKUNGAN.
  1. MANUSIA.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, dimana manusia diberi budi dan akal.Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Budi berasal dari bahasa Sanskerta budh yang artinya akal. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Budi adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal dan perasaan dan yang dapat membedakan baik buruk sesuatu.

Dengan akal budinya, manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi hidupnya. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup Jasmani dan rohani. Dengan akal budi, manusia dapat menciptakan Kebudayaan.



            2. LINGKUNGAN

Menurut pasal 1 UU No 23 tahun 1997, “ Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Segala yang terdapat dalam lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi segala kebutuhannya, sebab lingkungan mempunyai daya dukung untuk meningkatkan kreativitas manusia dan makhluk lainnya.(Lingkungan tempat hidup manusia, lingkungan sumber-sumber penghidupan, lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, prilaku yang tinggal disana).
IPTEK dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan mengelolah lingkungan tersebut. Manusia berusaha agar lingkungan tempat tinggalnya memiliki daya dukung lingkungan hidup dan daya tampung lingkungan hidup secara baik. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalam.
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia ialah bagaimana manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkatkan sementara kualitas lingkungan juga semakin baik (lingkungan yang berkualitas meningkatkan kesejahteraan manusia).
Keberhasilan mengelolah lingkungan akan memberi nilai tambah bagi kehidupan manusia, nilai ekonominya dapat meningkatkan penghasilan ekonomi melalui hasil alam, yang dapat membuka kesempatan kerja. Pengelolaan lingkungan yang baik mendorong manusia menemukan rasa kagum atas semua ciptaaNya, dan menjadi kebanggaan bagi manusia tersebut. Alam juga dapat dijadikan objek penelitian guna pengembangan IPTEK dan manfaatnya untuk kehidupan manusia.
Jumlah Penduduk yang besar/banyak, sebagai salah satu modal dasar pembangunan, sebagai sasaran pembangunan, sebagai pelaku pembangunan, dan yang menikmati hasil pembangunan tersebut sekaligus dapat mengakibatkan munculnya berbagai macam persoalan seperti kebutuhan pangan yang besar, kemiskinan, pengangguran kejahatan, bahkan masalah kesehatan dan pendidikan.


























UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar